Rabu, 23 November 2011

di ujung kelelahan cinta

sepertinya aku harus berhenti
disini langkah ku menepi
jelang malam semua masih sunyi
... ingin aku peluk kan malam ini.tapi,aku sendiri

... dimana aku berdiri
persetan malam ini
semua enyah dalam angan kelabu
cinta itu,semua palsu

persetan malam ini
biarkan aku sendiri
jangan ganggu aku disini
hindari semua hati.yang hanya hadirkan sunyi

cukupi semua ini
lelah sudah aku menanti

luapan dari cinta

Ini bukan emosi
Tp puncak tertinggi dari pertahanan rasa benci

... Sekilas api asmara membakar nurani
Menguji kesabaran hati
... Atas cinta tulus yang aku beri

Pikiran buruk mulai menguasai
Hilang kendali atas prasangka yang tercipta karna iri

Bukankah cinta itu mengerti..
Buanglah emosi
Dan pertahankan cintaku yang aku jaga hingga kini

Sabarlah...
Cinta itu memahami

puisi mencari cinta

Mlm berlalu tanpa termaknai..
Trpuruk dsini sendiri..
D sudut hati nan gelisah..
... Menanti khadiranmu kian resah..

... gelap mlm trlantun dengan sendu..
Merdu mndayu kian pilu..
Mrebak wangi dlm kalbu..
Trpenjara sepi dlm rindu..

Ku mncari kekasih hatiku..
Tuk kmbali warnai hari''ku..
Hingga mlmku ta lg kelabu..
Mmelukmu spenuh hatiku..

indahnya cinta

Terima kasih cinta
Tulus hatimu
Indah cintamu
Memberi warna hidupku
... Suram dunia
... Kini telah sirna
Hilang bersama hadirmu cinta
Kau bawakan asa
Kau beriku cahaya
Kau bagaikan pelita
Menerangi setiap langkahku
Mengusir rasa sepiku
Saat aku sendiri
Kau hadir bagai mimpi
Menghapus pedih
Menjadi teman sejati
Kau selalu ada saat yg lain tiada
Yah.. Hanya kaulah..
Hanya kaulah yg selalu disisiku
Menemani hari-hariku
Kau sangat berarti buatku

puisi rindu

Saat rindu menyapa
Aku pejamkan mata
Menepis semua rasa yg ada
Rasa rindu yg bergelora dalam jiwa
... Helaan nafas sebagai pelampias penat
... Menepis kegalauan saat kesendirian
Hati menangis saat inginkan hadirnya
Bibir kelu
Saat ingin menyapanya
Aku terdiam tertunduk dalam ajaran agama tuhanku
MenCoba menjaga hati untuk sucikan diri
Agar jiwa yang kotor tidak tenggelap dalam nista
Berlumur dosa yg akan membawaku keneraka
Ya ALLAH ya tuhanku
Jagalah hatiku dan hatinya untukmu
Untuk dapatkan ridhamu

puisi cinta

Kasih...? Andai kau baca ini
Ingin ku katakan aku masih setia satu hati
Menantimu di tiap malam ku yang sepi
... Mencoba menikmati kesepian jiwaku yang hampir mati

... Merasakan panjangnya waktu ku menunggumu kembali
Menghitung waktu tiap detik menitku tanpa henti
Aku tak perduli,Bisik rayuan manis penuh janji
Tawa riang pesta menghibur diri

Harta melimpah memuaskan mimpi
Aku tak bisa lagi menikmati
Indah kupu" cantik di taman peri
Aku ingin kau kembali

Menghiasi hidupku menemani hariku
Hingga ajal nanti
Aku tak tahu
Apakah aku pantas untukmu
Bagiku kau terlalu indah
Laksana purnama yang meneduhkan jiwa
... Memberi ketenangan pada setiap pandangan
... Dan aku...?
Aku ini siapa
Tak ada yg istimewa didiriku
Hanya jiwa kerdil yg aku punya
Hingga aku tak mampu ungkap rasa cinta
Aku takut
Saat engkau tahu
Tersimpan cinta dalam hatiku untukmu
Engkau akan pergi
Meninggalkan aku sendiri
Karena aku tahu
Aku menyadari
tak pantas diri ini.

puisi bulan november

Seperti November membasahi wajahku..
Ku basuh bibirmu dgn lembut DO'A di bibirku..
Tak ada sentuhan selembut gerimis..
... Maka ketika kau memandangku..

... Aku tau sorga di sudut matamu..
Sejuk khusuk,angin tertunduk syahdu..
Dan nafas kita beradu..

Lirih matamu bening pagi..
Menyamarkan kata cinta pada sunyi yg ritmis..
Tak ada bisikan seindah gerimis..
Maka ketika kau bisikan padaku..

Aku tau, kau gerimis yg jatuh di wajahku..
Menuliskan huruf-huruf rindu..
Menitik ke lubuk kalbu..

Melukis pelangi di dadaku..
Menyempurnakan degup jantungku..
Tak ada lukisan seindah gerimis..
Maka ketika kau tersenyum padaku aku tau..

Siapa Bidadari di celah pelangi itu..

rayuan dengan puisi

Ku lukiskan dekapan yang pernah kau beri
Hatiku pun mengucap rindu pada sang kekasih hati
Laksana nyata manis nuansa biru
... Kisahku tercipta abadi bersamamu

... Sejenak ku sadar mengguncang sisi jiwaku
Terpaku tatap cermin diri cari harap tentangmu
Pudar hilang sudah anganku kan dirimu

Mendekam lara dalam ragaku
Ingin ku wujudkan mimpi yang terindah untukmu
Agar kau bahagia walau tak bersamaku
Hingga fajar membangunkanku dari tidurku

Jumat, 19 Agustus 2011

Hati Yang Merindu

Ditengah kebahagiaan hidupnya dan kesuksesan karier, hatinya merindu sosok pendamping hidup. Impiannya mewujudkan keluarga yang indah pernah sekali kandas. Hal itu membekas didalam hati. Membuat hatinya terluka perih. Setiap kali ibundanya yang disayangi bercerita keinginannya untuk lekas menimang cucu selalu saja membuat air matanya mengalir membasahi dipipi. "Ya Allah, entah sampai kapan Engkau kirimkan suami yang terbaik dari sisiMu untukku?," ucapnya lirih. Merenung dan terdiam dalam kesendirian. Dia yakin Allah akan mengutus seorang suami yang akan melamar dirinya.

Disela kesibukannya mengajar sampai kemudian disempatkannya mampir ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah segera memberikan jodoh untuk dirinya. Impian yang sudah lama dipendam. Kebiasaannya pergi ke toko buku adalah kebahagiaan tersendiri baginya. Seorang ikhwan disamping sedang asyik membaca buku, membuatnya penasaran, dilirik buku yang sedang dibacanya. Senyumannya mengembang, perbincangan hangat tentang buku membuatnya saling tertarik. Perkenalan itu terus berlanjut.

Sore itu hatinya bergetar ketika membaca SMS dari ikhwan yang baru dikenalnya itu. "Assalamu'alaikum Ukhti, sholatlah istikharah memohon petunjuk kepada Allah, ana hendak melamar ukhti. Ditunggu jawabannya besok." Deg, jantungnya seolah berhenti. SMS itu membuatnya bersujud dihadapan Allah. Allah menjawab dengan kemudahan semua terjadi begitu cepat dan mengalir seolah tiada halangan. Proses walimah dilangsungkan dengan sederhana. Wajah sang ibunda nampak tersenyum dengan penuh keceriaan. Menyaksikan pernikahan putri yang dicintai karena telah mengantarkan putrinya ke gerbang pintu kebahagiaan. Hati yang merindu telah datang jodohnya.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. ( Qs. Ath-Thalaq : 4).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Selasa, 16 Agustus 2011

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW


Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.”

Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?”

Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu.”

Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”

Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah”.

Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin…”

Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?”

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.”

“Siapa yang memaksamu?”

Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata:

“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”

“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”    

Jumat, 15 April 2011

ULAT BULU & POLITIK

Amier Lee 14 April jam 22:45 Balas Laporkan
Ada banyak cara untuk muhasabah, ada banyak cara untuk belajar dan mengambil hikmah. Dalam konteks kehidupan , sebagai individu atau sebagai suatu bangsa, sering kali Sang Pencipta mengirim ujian, rintangan atau bahkan bencana. Agar kita membacanya sebagai ayat kauniyah (tanda-tanda alam) yang melecut untuk menata diri dan bangsa.

Dua pekan terakhir, fenomena ulat bulu mewabah disejumlah daerah. Sebagaimana dilansir berbagai media massa, serangan ulat bulu ini bermula dari Probolinggo Jawa Timur pada 28 Maret yang lalu. Dalam waktu yang relatif singkat, ulat bulu merebak tidak hanya di Jawa Timur, akan tetapi meluas hingga ke Semarang - Jawa Tengah, Buleleng – Bali, Garut, Sumedang, Bekasi dan beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat. Terakhir, ulat bulu bahkan merangsek hingga ke Ibu Kota Negara, Jakarta.

Meski tidak mati, namun tanaman yang diserang kondisinya kritis mengenaskan. Seluruh daun rontok dimakan ulat hingga merugikan, baik untuk fotosintesis yang mereproduksi oksigen, maupun ancaman gagal panen pada pohon yang menghasilkan buah seperti mangga. Menurut pandangan pakar dan pemerintah, salah satu sebab munculnya ulat bulu ini yaitu untuk mencari media metamorfosis menjadi kempompong sebagai bagian dari upaya mempertahankan kehidupannya.

Menjadi relevan membicarakan fenomena ulat bulu ini dengan konteks politik yang memang tak pernah sepi dari segala macam ikonisasi, mulai dari anak TK seperti kata mendiang Gusdur terhadap laku politik anggota DPR (tentu tidak semua demikian). Atau pasar untuk simplifikasi terhadap politik transaksi onal yang hampir-hampir menjadi budaya para politisi (sekali lagi, tidak semua demikian).

Entah skenario Allah SWT atau hanya kebetulan, awal munculnya ulat bulu di Probolinngo tersebut, persis bersamaan pembahasan pembangunan gedung baru DPR yang menelan anggaran negara sebesar Rp1,1,38.

Aksi penolakan yang membadai, baik dari LSM, Ormas, Mahasiswa, hingga organisasi sayap partai politik diacuhkan oleh pimpinan DPR. Putusan kelanjutan pembangunan DPR bahkan ditetapkan melalui rapat konsultasi pimpinan DPR yang bukan merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan di DPR. Bahwa sidang paripurna merupakan wadah yang seharusnya difungsikan untuk mengamil keputusan tersebut.

Maka sejumlah kecurigaan yang mencuat ke publik terkait adanya indikasi “proyekan” tak dapat ditepis. Betapa tidak, Partai Gerindra misalnya, yang secara institusi melalui fraksinya di DPR, menolak pembangunan tersebut. Namun apa lacur, salah seorang politisinya, Pius Lustrilanang dari Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR yang menjabat sebagai wakil ketua BURT, justru tidak satu suara dengan partainya.

Aksi pasang badan hingga statemen apologetik menampakkan, betapa imun nurani sebagian anggota DPR, telah pecah dan keropos. Salah satunya, komentar Marzuki Alie, Ketua DPR yang mereduksi krtisisme dan peran rakyat. Simaklah keangkuhan politisi Demokrat ini, yang berulang kali menyayat hari rakyat dengan komentar tajamnya.

“Rakyat biasa jangan diajak membahas pembangunan gedung baru. Hanya orang-orang elit, orang-orang pintar yang bisa diajak membicarakan masalah itu. Rakyat biasa dari hari ke hari yang penting perutnya terisi, kerja, ada rumah, ada pendidikan, selesai. Jangan diajak urus yang begini, ajak orang-orang pintar bicara, ajak kampus bicara.” (Kompas, 4/4/)

Atau komentar sinis Nudirman Munir, wakil ketua “Badan Kehormatan DPR” yang juga politisi Golkar, ”Kita jangan aneh-aneh membandingkan dengan rakyat yang susah. Itu jelas berbeda. Apa kita harus tinggal di gubuk reot juga, becek-becekan, kita harus realistis."

Sementara penolakan Fraksi PAN dan Partai Gerindra tak diindahkan, aksi walk out PDIP dalam rapat paripurna akibat ditolak permintaannya untuk membahas kembali rencana pembangunan gedung baru DPR tersebut, juga dibiarkan bagai angin lalu. Terlepas dari aksi akrobatik politik untuk pencitraan.

Namun, rakyat memang sudah mahfum dengan lakon politisi dan para pemimpin negeri. Karenanya, suara riuh dan harmoni yang senada selalu menyesakkan nurani saat bicara soal anggaran, plesiran, fasilitas tambahan, kenaikan gaji atau term-term profan lainnya. Apatisme terhadap politik, pun menjulang.

Data terhadap semakin menurunnya partisipasi politik masyarakat dalam pemilu, dengan sangat kuat mengindikasikan tesis tersebut. Hal itu terlihat dari survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) sepanjang 2010. Kecenderungan menurun terlihat pada (pemilih) Partai Demokrat. Jika pemilu diadakan sekarang, Demokrat mendapat suara terbanyak 21,4 persen. Padahal pada bulan Februari 2010 elektabilitas Demokrat mencapai 32 persen. Demikian lansir Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi (6/1/2011).

Walau tidak memiliki kausalitas secara empirik, setidaknya nalar nurani –khususnya para pemimpin- bangsa ini, bisa merefleksikan dirinya dari serangan musibah dan atau bencana ulat bulu yang bisa saja menghampiri kantor-kantor pemerintahan di Jakarta.

Demokrasi yang sedang dibangun, jangan sampai digerogoti dengan pragmatisme dan lupa darat. Atau seperti ungkapan lain, “kacang lupa pada kulitnya”. Katanya anggota Dewan Perwakilan Rakyat, namun lupa pada yang diwakili.

Persis seperti ulat bulu yang jika tidak dicegah, maka mengurangi produktifitas tanaman dalam proses fotosintesis yang berakibat bagi kehidupan. Termasuk juga ancaman gagal panen terhadap tanaman yang diserangnya. Kini demokrasi sedang bersemi, semangat berdemorkasi tumbuh membenih. Kita berlindung dari laku politisi yang menggerogoti hingga menyebabkan demokrasi tak lagi mampu menghasilkan oksigen untuk kelanjutan kehidupan bangsa ini.

Karena itu Allah SWT. dalam beberapa firmanNya juga mendorong manusia untuk melakukan ibadah tafakur. Al Qur’an sering kali mengulang-ulang perintah untuk berfikir. Sebagaimana yang terdapat di dalam surat Al An’am (binatang ternak) ayat 50

أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ

Maka Apakah kamu tidak merenung? (Al An’am:50).

PERAN NEGARA DAN RAKYAT DALAM POLITIK ISLAM

Amier Lee 06 April jam 8:44 Balas Laporkan
Politik (siyâsah) Islam sebagai sebuah pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri dengan hukum Islam. Dari definisi ini pula, kita klasifikasikan bahwa politik Islam melibatkan dua pelaku, yaitu Negara dan umat/ rakyat, kemudian meliputi pengaturan dalam negeri dan luar negeri, terakhir adalah sumber legislasinya adalah hukum Islam. Dalam tulisan ini penulis akan berbagi ilmu terkait dengan peran Negara dan umat dalam politik Islam.

Pembahasan ini menurut penulis urgen untuk diketahui, karena di tengah-tengah umat kita ini, masih ada yang menaruh rasa curiga, bahwa ketika politik Islam diterapkan maka yang akan ada adalah otoriter penguasa atas nama agama dan moral. Peran umat akan ditelikung, dimana umat tidak diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya di muka umum bahkan di depan penguasa sekalipun. Benarkah demikian?

Peran Kepala Negara
Untuk mengurus kepentingan umat secara praktis, syara’ memberikan tanggung jawab hanya kepada penguasa. Penguasa disini adalah kepala Negara (Khalifah) dan penguasa lainnya yang diangkat oleh Khalifah ataupun melalui pemberian bai’at (Zallum, 2004). Pengurusan rakyat dalam Islam memang diserahkan kepada penguasa, sebagaimana salah satu dalil berikut;

"Dahulu, Bani Israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya (tasûsûhum) oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan banyak khalifah'. (H.R. Imam Muslim dari Abi Hazim)

Hadist ini dengan jelas menunjukkan bahwa pengaturan kepentingan umat baik internal dan eksternal berada di tangan khalifah sebagai kepala Negara. Lalu apa peran kepala Negara dalam politik Islam?

Pertama, kewajiban kepala Negara adalah menjalankan hukum Islam sebagai konstitusi Negara (UU). Dia tidak boleh mengadopsi aturan yang berada di luar konteks hukum Islam baik metode pengambilan hukumnya ataupun hukumnya itu sendiri.

Kedua, bertanggungjawab terhadap politik dalam dan luar negeri sekaligus. Termasuk dialah yang memimpin kepemimpinan pasukan. Dia juga yang memiliki hak untuk mengumumkan perang, damai, gencatan senjata serta perjanjian-perjanjian yang lainnya.

Ketiga, berhak menerima dan menolak duta-duta asing, serta menentukan dan memberhentikan duta-duta Islam.

Keempat, berhak mengangkat para mu'awin (sejenis wakil kepala Negara), wali (setingkat gubernur) dan mereka semua bertanggungjawab di hadapan khalifah, sebagaimana mereka semua harus bertanggungjawab di depan majelis umat (majlis perwakilan rakyat).

Kelima, mengangkat dan memberhentikan ketua qadli (sejenis Mahkamah Agung), dirjen departemen-departemen, panglima perang, serta para komandan yang membawa bendera-benderanya. Mereka semuanya bertanggungjawab di hadapan khalifah, dan tidak perlu bertanggungjawab di hadapan majelis umat.

Keenam, berhak mengadopsi hukum-hukum syara', dimana dengan berpegang pada hukum-hukum tersebut disusunlah anggaran pendapatan negara. Dia juga yang berhak menentukan rincian anggaran tersebut, beserta pengeluaran yang diperlukan untuk masing-masing bagian. Baik semuanya tadi berkaitan dengan pemasukan maupun pengeluaran (Zallum, 2002).

Dalil tentang wewenang kepala Negara di atas disandarkan pada perbuatan Rasulullah saw, kemudian disandarkan pada fakta kepala Negara (khalifah) itu sendiri yang merupakan kepemimpinan umum (universal) bagi seluruh kaum muslimin seluruh dunia, untuk menegakkan hukum-hukum syara', serta mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia, itulah yang menjadi dalilnya.

Peran Umat (Masyarakat)
Kewajiban utama umat atau masyarakat dalam sebuah Negara Islam adalah taat kepada Amir (penguasa). Ketaatan umat ini ditunjukkan dengan bai’at, baik bai’at in’iqod ataupun bai’at tho’at. Sebagaimana firman Allah swt:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. “ (TQS. Al Nisa’ (4): 59)

Selain berkewajiban menaati pengusa, umat memiliki tiga peran penting, yaitu; kekuasaan untuk memilih penguasa, terlibat dalam musyawarah dan mengoreksi penguasa.

Dalam Islam, kekuasaan diserahkan kepada umat, artinya adalah umatlah yang berhak menentukan dan memilih penguasa dengan metode bai’at. Rasulullah saw sendiri saja sebagai seorang Nabi mengambil bai’at atas kekuasaan dan pemerintahan untuk dirinya dari penduduk Yastrib dalam bai’at aqobah kedua. Aktivitas Nabi Muhammad saw ini menjadi dalil yang tegas bahwa kekuasaan berada di tangan umat (Khalidi, 2004).

Peran kedua umat adalah berperan aktif dalam musyawarah (al syûrâ), dimana al syûrâ atau pengambilan pendapat dalam Islam adalah salah satu konsepsi politik yang akarnya menancap kuat di tengah masyarakat Islam dan menjadi keistimewaan sistem pemerintahan Islam dari sistem pemerintahan lainnya. Syûrâ ini berdasarkan dalil berikut;

“….dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…”. (TQS. Ali Imran (3): 159)

Namun perlu menjadi catatan, bahwa musyawarah antara kepala Negara dengan umat dilakukan dalam perkara yang mubah, bukan dalam masalah hukum yang sudah ditetapkan oleh syara’. Ibnu ‘Arabi menyatakan bahwa Rasulullah saw bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam urusan yang berkaitan dengan kemaslahatan perang, beliau tidak bermusyawarah dalam masalah hukum, karena hukum diturunkan dari sisi Allah atas seluruh macamnya (Khalidi, 2004). Hal ini senada dengan pendapat Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al Siyasah al Syar’iyah, beliau berkata:

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk berlemah lembut kepada para sahabatnya, dan agar orang-orang setelah beliau mengikutinya dan untuk mengeluarkan pendapat dari mereka dalam perkara yang tidak dijelaskan oleh wahyu diantara masalah strategi perang dan perkara-perkara parsial dan sebagainya. Rasul adalah orang yang paling mengutamakan musyawarah.”

bahkan Imam Bukhari pernah berkata:

“Para Imam (Khalifah) setelah Rasul saw secara kontinyu bermusyawarah dengan ahli ilmu dalam persoalan yang mubah, agar mereka mengambil perkara yang memudahkannya dan jika al Quran dan al Sunnah telah menetapkan, maka mereka tidak berpegang pada selainnya sebagai manifestasi meneladani Nabi saw” (Fath al Bâri’ Juz 17 hal 105)

Tentu saja aspirasi rakyat ini diwakili oleh apa yang disebut dengan wakil rakyat dalam majlis al ummah.

Peran ketiga adalah umat wajib mengoreksi seorang pemimpin atau penguasa. Adanya kewajiban untuk menaati penguasa, meskipun ia berbuat zhalim atau merampas hak-hak rakyat, bukan berarti bahwa umat boleh mendiamkannya. Penguasa harus ditaati namun dia juga harus dikoreksi setiap aktivitas dan perilakunya. Allah swt mewajibkan umat Islam untuk mengoreksi bahkan mengganti para penguasa apabila merampas hak rakyat, mengabaikan kepentingan umat, menyelisihi hukum Islam dan apabila ia berhukum dengan selain apa yang diturunkan oleh Allah swt. Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Akan ada para amir (penguasa), maka kalian (ada yang) mengakui perbuatannya dan (ada yang) mengingkarinya. Siapa saja yang mengakui perbuatannya (karena tidak bertentangan dengan hukum syara’), maka dia tidak diminta tanggung jawabnya, dan siapa saja yang mengingkari perbuatannya maka dia akan selamat. Tetapi siapa saja yang ridha (dengan perbuatannya yang bertentangan dengan hukum syara’) dan mengikutinya (maka dia berdosa). Para sahabat bertanya: “Apakah kita tidak memerangi mereka?” Beliau saw menjawab: “Tidak! Selama mereka menegakkan shalat (hukum-hukum Islam)”

Yang lebih tegas dinyatakan dalam hadits dari Attiyah meriwayatkan bahwa Abu Said ra berkata, Rasulullah saw bersabda:

“Jihad yang paling utama adalah mengatakan kebenaran kepada penguasa yang zhalim” (HR. Abu Dawud)

SEBAIKNYA SEMUA TAHU.

Amier Lee 23 Februari jam 7:13 Balas Laporkan
(uuppss...afwan klo ada yg kesindir ya...^_^ V)

"20 ciri ikhwan genit" eitsss jangan salah,akhwat genit juga ada loh.

1. Ikhwan genit akan bergaya dia paham agama tapi sebenarnya biasa-biasa saja.

2. Ikhwan genit jarang ke Masjid, ke Masjidnya mungkin pas jum'atan saja. Pas Jum'atan aja masih diselingi ngantuk, rame sendiri, dan sibuk dengan HP nya.

3. Ikhwan genit, akan menyingsingkan celananya alias menjadi sosok congklangers (biar ga isbal) di depan para akhwat, sedang kalo bertemu dengan cewek biasa diturunkan lagi celananya. Jadi alim banget dan nggak salaman kalo sama akhwat, tapi mendadak 'gaul' kalo sama cewek biasa.

4. Ikhwan genit suka chatting dengan akhwat, diskusi dengan hal-hal yang nggak perlu, katanya sih dakwah di dunia maya, tetapi yang diobrolkan jauh dari nilai esensi dakwah.

5. Ikhwan genit suka nelpon-nelpon akhwat tanpa agenda yang jelas, lama banget, dan mendayu-dayu, padahal sms saja bisa.

6. Ikhwan genit, memanfaatkan amanah dakwah nya untuk kepentingan dirinya, dan menseleksi akhwat, menilai akhwat layak tidak untuk dirinya, sekufu tidak dengan dirinya, dan orientasi pribadi lainnya.

7. Ikhwan genit memanfaatkan kepandaiannya dalam skill tertentu untuk menarik akhwat, misal skill memperbaiki komputer,HP, pemrograman, buat blog (site) dan buat proposal atau kerja teknis lainnya.

8. Ikhwan genit berjalan suka jelalatan, kalo ada akhwat yang melintas di depannya selalu memberi penilaian, "akhwat ini 80, akhwat itu 70, dsb"

9. Ikhwan genit, sok perhatian ke akhwat, mempunyai belas kasihan yang terlalu berlebihan, padahal biasa-biasa saja sebenarnya bisa.

10. Ikhwan genit, suka bercanda dan cair dengan akhwat, dan nggak risih dengan syuro yang berhadap-hadapan.

11. Ikhwan genit suka sekali sms tausiyah padahal sebenarnya dia lagi kangen saja sama akhwat idolanya, menurut saya ketika sms tausiyah, "sent to all", nggak ada spesifikasi untuk ikhwan / akhwat tertentu, atau untuk lebih berhati-hati, ikhwan sms tausiyahnya ke ikhwan dan akhwat ke akhwat.

12. Ikhwan genit yang kebetulan mendapat amanah di kaderisasi, ikut perhatian dan sok campur tangan dengan kaderisasi akhwat, padahal jelas-jelas kaderisasi ikhwan dan akhwat benar-benar sesuatu yang terpisah, dan semuanya sudah ada yang ngurusin.

13. Ikhwan genit suka menjanjikan "nikah" kepada seorang akhwat padahal itu masih lama banget menikahnya alias ngetek duluan, dann yang terjadi akhirnya adalah back street. Wew parah !

14. Ikhwan genit suka koleksi foto akhwat, dan suka meng-crop foto akhwat yang jadi idolanya, dan lebih gila lagi, menjadikannya background atau screen server di komputernya atau laptopnya.

15. Ikhwan genit suka koleksi teman-teman akhwat dengan FB, YM, dan sok perhatian ngasih komen di FB nya.

16. Ikhwan genit ga suka kajian, tapi seneng beli buku, padahal bukunya juga nggak di baca.

17. Ikhwan genit suka jalan-jalan di Sunday morning dan melotot lihat akhwat cantik, dan nggak bisa Godhul bashor, ayo ikhwan tundukkan pandanganmu, biar kami bisa leluasa kalau harus berjalan di depanmu. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, … " (QS.An-Nuur:30-310)

18. Ikhwan genit dalam obrolan teman sesamanya yang dibicarakan selalu seputar akhwat, minim membahas ilmu dien, dan strategi dakwah.

19. Ikhwan genit sering berkunjung ke tempat akhwat, banyak sekali alasannya, entah mau pinjem buku, mau ngantar sesuatu, atau apalah tanpa ada alasan yang jelas.

20. Ikhwan genit suka tertawa terbahak-bahak nggak karuan kalau lagi berkumpul sesamanya, padahal kelihatannya anteng dan alim banget pas di depan akhwat dan pas syuro'.

Mari bercermin diri dengan jujur, kalo ada di antara tanda-tanda di atas pada diri anda, yuk berubah. Tiap orang pasti bersalah, orang yang beruntung adalah yang merasa dirinya banyak dosa bukan banyak amal dan yang paling baik adalah orang yang bertaubat dari kesalahannya.
"Dan mohonlah ampun kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang" (Al-Muzammil: 20).

Kenikmatan Memaafkan

Amier Lee 01 April jam 0:23 Balas Laporkan
Interaksi antara sesama manusia memungkinkan terjadinya gesekan, salah persepsi, salah paham, salah berucap, salah bertindak, tidak menepati janji, dan sebagainya. Semua itu bisa menimbulkan sakit hati. Sakit hati adalah sebuah beban kepedihan yang berat dan sangat tidak enak rasanya. Karena itu, menjadi penting bagi siapapun agar bisa melepaskan beban kepedihan ini.

Memaafkan adalah salah satu kualitas takwa. Dan Tuhan menilai tinggi rendahnya derajat manusia dengan ukuran takwa ini. Maka siapapun yang ingin dinilai tinggi oleh Tuhan, jadilah pribadi pemaaf. Kenapa ini penting? Karena siapapun yang dinilai tinggi oleh Tuhan akan mendapatkan banyak keuntungan dariNya. Dipercaya atas rizki yang banyak. Dihindarkan dari malapetaka. Dipermudah urusannya, dan sebagainya. Ehm, nikmatnya… Inilah yang saya sebut sebagai kenikmatan tingkat tinggi.

Orang yang mudah memaafkan adalah orang yang dirinya senantiasa bebas. Tidak dipenjara oleh kesakitan hatinya. Sebaliknya orang yang sulit memaafkan adalah orang yang justru terus disiksa oleh rasa sakit hatinya itu. Jadi, orang yang melakukan kesalahan telah menyakiti diri kita sekali saja. Tapi, karena kita tak memaafkan, maka kita menyakiti diri kita sendiri berkali-kali. Ah,… tragis sekali.

Ada dua orang mantan tahanan politik. Satu orang telah memaafkan orang yang memenjaranya. Yang seorang belum. Mantan tapol yang telah memaafkan berkata: “Wah, kalau begitu kamu masih dipenjara”

Prinsip Memaafkan
Memaafkan itu kebaikan terbesarnya bagi yang memaafkan, karena akan bisa melepas beban kepedihan dirinya. Kesadaran akan hal ini benar-benar menjadi dasar agar kita bisa dengan mudah memaafkan.

Saya memilih 5 tips yang bisa dilakukan agar memaafkan menjadi mudah :

1. Senyum dan menarik nafas panjang.
2. Sadari kita juga tak sempurna
3. Pahami kondisi orang lain
4. Putuskan untuk memaafkan dengan mengatakan : “Saya maafkan anda”
5. Fokuskan pikiran pada hal lain

Bila kita sudah memaafkan ada dua ciri utama, yaitu:
1. Perasaan lega / plong / ringan, karena memang bebannya telah lepas.
2. Tak ada hambatan psikologis untuk berinteraksi kembali.

Jadi, bila 2 ciri ini belum ada, itu tanda kita belum memaafkan.

Nah temans, mari saling memaafkan yuks…

Membangkitkan Kembali Raksasa yang Tertidur

Amier Lee 09 April jam 20:42 Balas Laporkan
Islam adalah agama yang dipeluk sekitar 90% penduduk Indonesia sebagai jalan hidup yang diturunkan Allah kepada Muhammad untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan manusia yang lain.

Di tengah kaum yang ummi, Al Quran diturunkan. Dorongan memahamkan Islam ke berbagai bangsa serta keinginan menguasai sains dan teknologi dunia menjadikan cendekiawan muslim mempelajari beragam bahasa. Islam menjadi berpengaruh kuat bagi bangsa-bangsa non-Arab untuk semakin dalam memahami dan menggali khazanah hukum Islam.

Upaya menjadikan Islam sebagai adidaya dunia telah dirintis Rasulullah dan dilanjutkan oleh para khalifah penerus Beliau. Rasulullah mengirimkan para sahabat untuk mempelajari teknologi peralatan perang Persia. Bom-bom mesiu dalam tembikar yang dilontarkan dengan ketapel dalam perang salib. Dan kota Konstantinopel berhasil dibebaskan dengan dukungan meriam super berdiameter 762 mm.

Kekuasaan Islam yang membentang dari Papua hingga Andalusia, tidak menjadikannya diktator mayoritas, cendekiawan non-muslim H.G Wells dalam bukanya The Outline of History menyatakan “Islam telah berhasil menciptakan suatu masyarakat yang bebas dari kekejaman dan penindasan sosial dari pada masyarakat-masyarakat yang pernah ada sebelumnya di dunia”. Hal ini dijelaskan Sir Thomas Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam bahwa penerapan hukum Islam menjamin kebebasan memeluk agama, kelonggaran dalam wajib militer, dan pembayaran jizyah (pungutan) yang ringan.

Sistem pendidikan Islam yang diterapkan dengan motivasi spiritual, kemudahan akses pendidikan, penggajian yang baik, juga insentif luar biasa terhadap karya-karya intelektual menjadikan Khilafah Islamiyyah sebagai negara rujukan yang melahirkan karya-karya monumental. Diantaranya Ibnu Haytsam, 600 tahun lebih awal daripada Rene Descartes dalam membangun tradisi metode ilmiah yang dimulai dari pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesis, eksperimen, analisis, interpretasi data dan formulasi kesimpulan dengan publikasi yang telah dinilai oleh peer-review.

Perhitungan waris menginspirasi Al Khawarizmi melahirkan dasar aljabar dalam kitab Al Jabar wal Muqobalah. Phillip K. Hitti dalam History of the Arabs, Ibnu Firnas sebagai manusia pertama yang secara ilmiah mencoba terbang atau seribu tahun sebelum Oliver dan Wilbur Wright. Dan masih banyak lagi dibidang persandian, kimia, konversi energi, dll.

Kini, dunia Islam telah kehilangan ruhnya, tercerai berai dan tertinggal dengan Negara-negara lainya. Dunia Islam membutuhkan sinergi antara cendekiawan muslim dengan berbagai komponen kaum muslim yang lain. Cendekiawan muslim harus bekerja dengan motivasi spiritual, melakukan perubahan rasional yang berjalan di atas jalan Kenabian sehingga mampu mambangkitkan kembali raksasa yang telah tertidur panjang sejak 3 Maret 1924 silam, untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Adakah seorang dari kita yang memiliki azzam untuk mengembalikan kejayaan-nya

Senin, 21 Februari 2011

Sholat Mengobati Kegelisahan Hati

Awalnya dari kegelisahan yang begitu dahsyat. Hidupnya terasa kosong meskipun bergelimang harta. Hatinya selalu gelisah dan tidak menikmati apapun yang selama ini dijalani dalam hidup ini. Sore itu di Rumah Amalia saya kedatangan tamu seorang bapak. Bapak itu bertutur. 'Allah telah memberikan rizki begitu banyak kepada saya, apakah yang saya lakukan dengan harta yang berlimpah? sudahkah saya bersyukur? sepertinya semakin berlimpahnya rizki malah membuat saya semakin jauh dari Sang Pencipta. Entah kenapa?'

Banyak hal membuat dirinya semakin gelisah dan ketakutan. Semakin menghentak-hentak hatinya yang paling dalam. Bermula dari rasa takut dan gelisah itu, beliau mencoba untuk mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Lalu bertanya kesana-kemari. Tanpa rasa malu, dulu seringkali beliau selalu mencibir orang lain yang taat menjalankan ibadahnya sebagai orang yang 'sok suci' namun sekarang tidak segan bagi dirinya bertanya pada sesama rekan kerjanya untuk bertanya masalah-masalah kecil tentang agama. Lalu terjadi dialog panjang, rasa ingin tahunya semakin besar. Apa yang didapatkan dari penjelasan teman-temannya sekantor semakin membuatnya berpikir keras. Uraiannya yang sederhana tapi padat membuat dirinya semakin ingin mendalami spiritualitas.

Pada suatu hari dirinya sedang membersihkan rumahnya, disaat sedang membersihkan rumah menemukan sebuah buku yang ternyata al-Quran dan ada terjemahannya. Sepintas dibukanya buku itu dan dibacalah isinya. Surat Ar-Rahman yang artinya, 'Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?' Ayat ini membuat hatinya bergetar. Rasanya ada yang menohok hatinya, terasa perih tak tertahankan. 'Ya Allah, Ya Rabb..' ucapnya lirih. Air matanya menetes mengalir. Ayat ini begitu luar biasa maknanya. Tubuhnya bergetar. Seolah Allah Subhanahu Wa Ta'ala sedang menegur dirinya dengan membaca ayat itu.

Pengalaman itu membuat hatinya bertekad untuk belajar sholat dengan baik dan benar. Secara diam-diam beliau membeli buku tuntunan sholat. Dipelajari buku itu dan sekaligus dipraktekkan dalam kamar di setiap malam. hal itu dijalaninya hampir satu tahun. 'Saya mulai bisa merasakan sholat membawa pengaruh dalam menentramkan hati saya..Mas Agus..' tuturnya. Kegelisahan terasa diobati dengan menjalankan ibadah sholat yang dilaksanakannya secara diam-diam. Akhirnya tanpa disengaja anak-anak dan istrinya memperhatikan perubahan perilaku beliau sebagai kepala rumah tangga. Lebih sabar dan lebih sayang kepada keluarga. 'Anak-anak dan istri saya sampai menangis mendengar cerita saya tentang bagaimana saya menjalankan sholat secara diam-diam selama setahun lalu. Mereka tidak menyangka saya akan berubah,' lanjut beliau. Sejak beliau menjalankan ibadah sholat lima waktu dengan tertib hanya telah menjadi tentram dan keluarganya menjadi bahagia. 'Saya menyakini dengan sepenuh hati, sesungguhnya sholat adalah obat hati yang sedang gelisah.' Ucap beliau dipenghujung pertemuannya dengan kami. Subhanallah..

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra'ad: 28).

Keberkahan Ditengah Badai Kehidupan

Air matanya mengalir begitu saja, tangis dan isak tak kuasa dibendungnya. Keputusannya adalah pilihan hidup. Hatinya terasa perih tapi semua membuat dirinya menjadi tegar. Kehidupan bagai drama yang penuh konflik dan intrik. Ada perang batin dihatinya. Keteguhannya untuk menjadi orang yang baik diterpa gelombang samudra kehidupan tiada habisnya, kemudian harus ada pula cerita perkawinannya yang kandas ditengah batu karang. Semua itu tetap dijalaninya dengan tegar. 'Keteguhan saya dalam menerima semua cobaan ini semata-mata karena dalam hati saya telah ngendap iman.' begitu tuturnya pada saya malam itu di Rumah Amalia. Anak-anak bersenandung shalawat pada Nabi, shalawat itu menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah oase dalam gurun yang tandus dan gersang ditengah kehidupan metropolitan yang tiada habis mengejar nafsu duniawi. Berlimpah dalam materi namun kering kerontang dalam spiritualitas. Ditengah ramai dan maraknya namun merasa sepi dan sunyi dalam kesendirian. Shalawat itu bagai hujan rintik-rintik setelah musim kemarau yang berkepanjangan. Suaranya lembut, merdu, menyentuh hati yang paling dalam.

Shalawat membuat hati sang ibu yang malam itu datang ke Rumah Amalia menangis. Dari kecil, dirinya sudah berlagak seperti artis, menyanyi, bermain sinetron bahkan ketika beranjak dewasa sampai harus pergi ke Jakarta untuk menjadi audisi poto model. Awalnya orang tuanya melarang namun tekad keras mampu melunakkan hati orang tuanya. Bukan kesuksesan yang didapat, dirinya malah terjerumus didunia malam. Kesadarannya menyentak. Tatkala pada suatu malam dirinya mendengarkan suara adzan. Suara itu mengingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar. Banyak diantara teman-temannya melecehkan dan mengatakan 'sok alim,' 'sok suci,' bahkan sampai diancam dan teror dari orang-orang yang tida suka atas keputusannya.

Ditengah kegalauan hidupnya menentramkan hatinya, Sang Khaliq mempertemukan dirinya dengan seorang laki-laki yang membimbingnya. kehidupan rumah tangganya terasa begitu indah dan damai. orang tuanya sampai menangis tersedu melihat perubahan dalam diri putrinya. Ayahnya yang bijak selalu mengingatkan bahwa hidup adalah 'senandung hati yang tidak pernah menentu.' karena mengikuti irama hati yang senantiasa berubah. Hanya berserah diri kepada Allohlah yang akan menyelamatkan dirinya. 'Ketika saya benar-benar berserah diri kepada Allah untuk berjalan yang lurus, saya mendapatkan kekuatan batin yang luar biasa Mas Agus Syafii. Badai gelombang kehidupan datang silih berganti. jika bukan karena iman, hidup saya sudah terpuruk.' tuturnya. 'Cobaan yang paling dahsyat adalah disaat saya harus menerima kenyataan perkawinan saya harus berakhir,' lanjutnya. Sementara dua anak yang kami sayangi telah terlahir didunia. kehidupan keluarga kami yang begitu indah kemudian mesti berpisah, 'bagi saya itu cobaan teramat berat.' katanya dalam isak dan tangis. Malam itu setelah sang ibu mengambil air wudlu, kami bersama-sama anak-anak Amalia berdoa untuk ketabahan hati beliau agar dikuatkan imannya agar ikhlas menerima 'garis kehidupan' yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Sampai pada suatu hari beliau bertemu jodohnya kembali, mendapatkan suami yang bisa menerima apa adanya dan bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya bersama kedua anaknya. Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah diucapkan berkali-kali. 'Terima kasih ya mas agus sudah menguatkan hati saya..'katanya. Senandung hati telah berubah dalam kegembiraan, menebarkan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak yang disayanginya. Keberkahan terasa pada dirinya memancar pada setiap langkah membawa kebaikan dan ketenteraman bagi orang-orang disekelilingnya. Subhannallah..

Hati Yang Tersakiti

Pernah di Rumah Amalia ada Ibu muda mengeluhkan perkawinannya yang terbilang muda sedang dihadapkan masalah. Semasa gadisnya adalah orang yang mendiam, merasa memiliki banyak kekurangan, berasal dari keluarga 'broken home.' Sampai kemudian mengenal seorang pemuda yang mampu membuatnya menjadi periang sampai kemudian menikah. Di awal perkawinan terasa indah, dengan dihiasi canda & tawa bersama-sama. Namun semua itu perlahan menjadi berubah, ditengah kesibukan masing2 bekerja, jarang ada percakapan, apalagi sampai bercanda. Bukan karena cinta telah hilang tetapi lebih karena berhati-hati agar tidak melukai perasaan suami.

Terkadang suami melontarkan kata-kata kasar. Sampai istrinya takut salah ngomong atau menyinggung perasaan pasangan hidupnya. Pernah dulu sewaktu belum menikah, Ibu mertuanya mengingatkan agar bersabar karena suaminya adalah orang yang temperamental karena itu istri lebih memilih diam daripada berlarut2 dalam pertengkaran. Sang istri mengerti maksud suami mengingatkan atau menasehati tetapi seringkali istri tersakiti hatinya oleh ucapan suami yang kasar. Disaat seperti itulah istri merasa bersalah & berdosa karena telah membuat marah suami. Tak bisa memberikan support, tak bisa menjadi yang terbaik sebagai pendamping hidup bagi suaminya. Ditengah kebingungan, terlontar pertanyaan, apa yang harus saya lakukan Mas Agus? Kenapa terasa berat saya menjalani hidup ini?'

Saya kemudian menjelaskan kepadanya, umumnya didalam perkawinan muda banyak hal yang harus disesuaikan, ketidaknyamanan karena hambatan komunikasi antara suami istri seringkali terjadi karena perbedaan karakter. Perbedaan karakter dapat menjadi indah bila kita mampu mengolah, memadukan, meski tak jarang juga dapat membuat sakit hati yang tiada terobati. Perkawinan memang penuh kejutan. Inilah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya terutama bagi mereka yang tidak pernah mempersiapkan diri atau salah persepsi tentang makna perkawinan. Persiapan mental & pisik adalah hal yang mutlak sebelum seseorang masuk dalam gerbang perkawinan. kekokohan dalam agama juga menentukan seberapa sanggup menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah.

Kebanyakan orang ketika sedang menghadapi permasalahn dalam rumah tangga mudah sekali untuk mengucapkan kata 'pisah,' meninggalkan pasangannya atau bercerai. Tentu saja hal itu bukan sebuah penyelesaian. Perkawinan yang begitu indah dengan mudah sekejap runtuh. Hanya terkadang masalah2 yang sederhana. Mendorong untuk memulihkan kembali hubungan & mempersatukan kembali keluarga yang retak harus tetap diupayakan. Tidak ada suami yang sempurna, tidak ada istri yang sempurna karena setiap pasangan hidup kita bisa melakukan kesalahan tanpa disadarinya, tugas kitalah yang meluaskan hati, memaklumi & memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanya akan kokoh bila dilandasi bahwa setiap masalah kita bersandar kepada Allah, Sang Pemilik kehidupan. Itulah sebabnya penting untuk kita setiap masalah apapun sebagai wujud kasih sayang Allah.

Kebahagiaan di dalam keluarga, pasangan suami istri bisa mengarungi bahtera kehidupan dalam menghadapi badai & gelombang kehidupan hanya dengan menyandarkan diri kepada Allah. Komunikasi, saling menyesuaikan diri dengan pasangan, pengorbanan, ingin selalu memberi, memaklumi & memaafkan hanya akan hadir bila di dalam hati kita ada keimanan pada Allah maka Allah melimpahkan keindahan dalam keluarga kita. 'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuarngan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yang sabar, yaitu orang2 yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Inna lillahii wa innaa ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah & rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kamis, 17 Februari 2011

Hati Yang Resah

Pernah ada seorang suami ditengah pernikahannya yang ke sepuluh tahun rumah tangganya membuat hatinya resah. Dalam penuturannya di Rumah Amalia keluarganya dibangun dengan penuh kasih sayang dengan memiliki tiga anak. Dirinya dan sang istri sama-sama bekerja, dengan menempati posisi yang lumayan dalam pekerjaan. di awal tahun pernikahan hampir tidak menemui kesulitan yang berarti, bisa dikatakan cukup harmonis dalam pernikahannya. Anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Selama ini walaupun sama-sama sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga bisa diselesaikan bersama. Tetapi akhir-akhir ini, dirinya merasakan istrinya seperti sulit diajak komunikasi. Entah mengapa yang dirasakannya semakin jauh. Jauh dalam pengertian hati mereka seperti sudah tidak menyatu lagi. Padahal sebelumnya mereka seperti selalu tahu isi hati masing-masing.

Dirinya tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi, istrinyapun juga merasa demikian karena pernah mengatakan, 'sebenarnya ada apa ya dengan kita? Kok kita nggak bisa lagi ngobrol enak kayak dulu?' pernah dia mengajak istrinya ngomongin masalah ini tapi malah bertengkar, seolah tidak mengerti mengajak istri bagaimana memperbaiki komunikasi yang sekarang sedang renggang. Hal-hal kecilpun sekarang telah membuatnya bertengkar. 'Mas Agus Syafii, bagaimana saya harus menyikapinya? Apa yang harus saya perbuat?' Sore itu di Rumah Amalia. anak-anak terlihat sedang asyik membaca buku. Sementara yang lainnya sedang asyik melantunkan ayat suci al-Quran. Kemudian saya menjelaskan kepadanya bahwa keutuhan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Perkawinan adalah bersatunya dua hati yang memiliki karakter yang berbeda. Belum lagi jika pasangan suami istri sama-sama berkarier sehingga waktu berkomunikasi dan berduaan menjadi sangat terbatas, yang terkadang memicu timbulnya masalah. Bisa jadi sama-sama sukses di karier, berpenghasilan tinggi, memiliki kedudukan penting di kantor namun nyaris tiada hari tanpa keributan.

Seringkali masalah sepele memicu pertengkaran. Setiap pertengkaran tentunya ada hikmah yang bisa diambil. pertengkaran dapat menimbulkan keakraban karena bisa lebih mengenal pasangan. Segera setelah pertengkaran anda harus membukakan pintu supaya anda dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui apa yang dirasakan & dibutuhkan pasangan. Daripada diam, sampaikan dengan penuh kasih sayang, 'Senang juga bertengkar karena akan membuat kita berdua mengetahui lebih banyak satu sama lain dan lebih mengasihi satu dengan yang lain.' Sabar dan sholat sebagai sebuah solusi untuk menghadapi pertengkaran di dalam rumah tangga. Pertengkaran justru malah meningkatkan kualitas di dalam rumah tangga sekaligus meningkatkan kualitas pribadi untuk bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Setiap masalah didalam kehidupan adalah bentuk ujian dan cobaan yang datangnnya dari Allah, selain dengan berusaha sekaligus lebih mendekatkan diri kepada Allah membuat kehidupan keluarga menjadi terasa indah. 'Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar & sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,

Secercah Kebahagiaan

M. Agus Syafii

Di dalam kehidupan terkadang banyak hal yang tidak pernah kita duga. Di Rumah Amalia pernah ada seorang Ibu yang sengaja datang untuk berbagi kebahagiaan bersama anak2 Amalia. Secercah kebahagiaan itulah yang mampu mengobati rasa duka dan terkejut karena kehilangan secara tiba-tiba seseorang yang dikasihi, meskipun sudah dapat diperkirakan bahwa hal itu akan terjadi karena sakit yang diderita oleh suami. Membuatnya lupa diri dan larut dalam kedukaan yang amat parah. Penyangkalan akan kenyataan yang terjadi, penolakan dan rasa marah kepada keadaan dirinya, kepada orang lain bahkan kepada Allah karena merasa diperlakukan tidak adil, membuatnya semakin stres & terpuruk. Secara pisik & emosional sudah tidak terkontrol lagi dan ia tidak peduli dengan dirinya, dengan anak-anaknya, dengan kehidupan sekitarnya. Suatu keberuntungan bahwa secara ekonomi ia dan anak-anaknya tidak mengalami kesulitan karena suaminya almarhum telah menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Namun kenangan akan almarhum suaminya membuat dirinya semakin sedih dan menderita. Predikat 'Single Parent' yang ditakutinya kini menjadi kenyataan. Untuk jangka waktu yang lama ia terbuai dalam kegelisahan, kesepian dan kesendirian, ingin mati dan pernah terpikir untuk bunuh diri dengan menelan obat-obat penenang.

Saya kemudian membantu beliau dengan memberikan terapi syukur. Dalam proses, akhirnya beliau menyadari jika suami yang telah tiada begitu sangat berharga maka yang ada juga sama bahkan lebih berharga, sampai kemudian beliau lebih menyayangi dan penuh perhatian kepada anak-anaknya yang masih ada. Begitulah, dari ketiadaan, kita bisa mengetahui betapa berharganya sesuatu yang ada setelah tiada. Pada saat bersamaan beliau jatuh sakit. Dalam keadaan terbaring di Rumah Sakit mengenal banyak orang yang mengalami hal yang sama, kehilangan orang-orang yang dicintainya entah kematian atau perceraian.

Ternyata mereka mengalami hal yang sama, bahkan ada diantara mereka yang menanggung beban yang lebih berat daripada dirinya. Mereka yang selama ini dianggap kurang pantas menjadi sahabat karena predikat 'Single Parent' yang dikhawatirkan mengancam rumah tangganya justru menjadi jalan kembalinya mengenal kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. beliau menemukan kembali dirinya sendiri dan bisa mengatasi rasa duka kehilangan orang yang dicintainya. Beliau menyadari bahwa anugerah hidup yang diberikan oleh Allah harus dipergunakan untuk menjalankan tugas panggilannya sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya dan juga bagi sesama melalui kegiatan sosial di Rumah Amalia. Kenangan manis akan orang yang dicintainya tetap disimpannya, rasa duka, sepi dan sendiri perlahan mencair dan beliau memperoleh secercah kebahagiaan yang telah lama menghilang.

Wassalam,

Teladan Kehidupan

Di dalam kehidupan sehari-hari seringkali tanpa kita sadari apa yang kita lakukan dipengaruhi oleh orang lain. Perilaku yang kuat, memiliki nilai positif senantiasa membekas ke lubuk hati kita. Seperti halnya seorang anak yang menyukai kebiasaan baik dari apa yang disukai oleh sang ayah. Ada seorang dokter tertarik dengan pekerjaannya karena ingin mengikuti jejak ayahnya. Ia tergugah melihat dedikasi ayahnya dalam melayani pasien. 'Menolong orang yang sakit di malam hari, orang yang tadinya sudah putus asa, tidak ada harapan menjadi bangkit dan bersemangat dalam hidupnya,' kenangnya disaat menceritakan awalnya ketertarikan di dunia kedokteran. Disaat ini ia telah menjadi dokter spesialis yang banyak dicari orang, pasiennya berdatangan dari berbagai kota.

Teladan kehidupan, disadari atau tidak, memang memiliki dampak yang begitu kuat dalam kehidupan kita, kekuatannya lebih dari proses belajar dan pengajaran. Teladan adalah faktor utama keberhasilan dalam pembentukan pribadi seseorang. Imam Syafii menyebutkan, 'Tidak ada yang lebih berpengaruh & lebih menentukan dalam kehidupan seorang anak daripada kekuatan mental sebuah teladan yang memberikan kenyamanan dan penuh pengertian.'

Disaat ini tentu saja anda teringat orang yang menginspirasi anda sehingga anda memilih karier seperti sekarang. Mungkin juga orang yang teladannya sangat berpengaruh dalam hidup anda. Bersyukurlah kepada Allah atas karuniaNya atas keberadaan orang tersebut yang telah memberikan teladan yang membuat hidup kita menjadi lebih baik. lantas bagaimana dengan kehidupan anda, sudahkah menjadi sumber inspirasi bagi orang lain?'

Wassalam,
M. Agus Syafii

Harapan Ditengah Himpitan

Ditengah krisis mengantam perusahaannya tanpa sanggup ditolaknya, rumah yang dihuni oleh keluarganya akan disita oleh bank. Yang tinggal hanyalah air mata kesedihan anak dan istrinya, Dirinya mencoba tabah menukar kesedihan dengan harapan. 'Harapan satu-satunya saat itu bagi saya adalah dengan berdoa, memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan sholat lima waktu dengan kekhusyukan sampai saya meneteskan air mata memohon keajaiban kepada Allah untuk memberikan solusi bagi kami.' ucapnya, malam itu dirinya berniat untuk bershodaqoh di Rumah Amalia. Dalam doanya memohon agar shodaqohnya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Keesokan pagi harinya semua keluarga diliputi dengan suasana tangis diteras rumah, menunggu detik-detik penyitaan. Datanglah orang, dulu bawahannya mengajak untuk tinggal di rumahnya. 'Alhamdulillah, saya menjerit dalam hati tak tertahankan karena hanya Allahlah yang mendengar doa saya,' ucapnya dengan suara lirih. Memulai lagi usaha baru bersama istrinya membuka warung sembako adalah kebahagiaannya tersendiri. Mengucap puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tiada henti beliau panjatkan. 'Alhamdulillah, Allah berkenan memberikan saya ujian sekaligus rahmatNya, ' tutur beliau.

Kini dirinya dan keluarganya terasa lebih tenteram dan tenang. Sekalipun kehidupan tidak semewah dulu. Segala sepak terjangnya seolah diawasi oleh Allah, meski kerja keras adalah kebiasaannya, sikapnya lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk menghindari berhutang dan menunaikan sholat lima waktu dan bershodaqoh tak lagi ditinggalkannya. Kondisi kain hari kian membaik bahkan sudah memiliki rumah sendiri & warung sembako bertambah maju. 'saya menyisihkan rizki untuk anak-anak Amalia, rasanya rizki saya kian berlimpah.' tuturnya malam itu di Rumah Amalia. 'Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.'(QS Ath-Thalaq 2-3).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kepahitan Hidup Itu Telah Menyadarkannya

M. Agus Syafii


Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku yang mengalaminya? Begitulah pertanyaan yang terlontar seorang laki paruh baya, ia tidak pernah tahu penyebabnya bagaimana peristiwa itu terjadi, ia juga tidak bisa menentukan apa yang terjadi, walau ia berusaha semaksimal mungkin sesuatu terjadi diluar kemampuan dirinya. Sore itu ia bertutur pada saya di Rumah Amalia, dirinya mengalami kecelakaan fatal yang nyaris merenggut nyawanya, walau selamat, ia mengalami guncangan yang teramat berat, jiwanya yang kuat terkadang tidak mampu menanggung beban sebesar itu. Setiap kali sendiri, selalu saja muncul kegelisahan hatinya, apakah yang dilakukan di dalam hidupnya selama ini sudah benar? Teringat masa muda yang bergelimang dosa, jauh dari Allah. Anak dan istrinya menderita karena tidak terurus dengan alasan sibuk kerja.

Air matanya mengalir, terucap lirih, 'Ya Allah ampunilah hambaMu ini' Ia masih teringat ketika mengendarai mobilnya, ia sudah berhati-hati, ia membawa mobilnya dengan baik, tetapi entah kenapa masih saja ia mengalami kecelakaan? Ia sudah mengantisipasi semua hal, tetap juga kena musibah. Peristiwa yang dirasakan membuat ia tenggelam dalam kesedihan, tidak mengerti kenapa semua itu terjadi pada dirinya. Adakah yang bisa menjawabnya, Ribuan pertanyaan, dirinya tidak pernah menemukan jawabannya. Mengapa musibah ini membuat hidupku menderita? Hanya Allahlah mengetahui jawabannya, kita hanyalah aktor yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mengikuti skenarionya. Allah telah menyiapkan alur cerita, ada bagian cerita yang indah, ada cerita yang penuh isak dan tangis.

Beberapa hari kemudian setelah pulang dari Rumah Sakit, Istri & anaknya telah meninggalkan rumah. Air matanya yang mengalir setiap malam tidak membuat anak dan istrinya kembali. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya membuatnya lebih mendekatkan diri kepada Allah & bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup. Sholat fardhu senantiasa dikerjakan tepat waktu. Kepahitan hidup telah membuatnya tersadar akan cinta & kasih sayang anak & istrinya, ia telah menyesali apa yang telah dilakukannya, memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya.

'Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (kpd Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,

Selasa, 15 Februari 2011

perasaan seorang suami

ada sebuah kisah seorang Ibu bertutur tentang ketulusan hati suaminya. kebanyakan yang dibahas ketulusan atau perasaan seorang istri di lain hati perlu juga melihat hati seorang suami, Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri. Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'

Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya.

Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. DI Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'

Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.

sang buah hati yang dinanti

oleh : M. Agus Syafii
 Sore itu saya kedatangan pasangan suami istri bersama dua anaknya. Suaminya bertutur, Pada saat 2 bulan usia perkawinannya, Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan anugerah dengan hamil istrinya, waktu itu dirinya dan istri sangat senang sekali, tetapi ketika usia kehamilan istrinya genap 3 bulan, Allah mentaqdirkan lain istrinya keguguran, perasaan dirinya waktu itu sangat terpukul sekali, yang mana waktu itu ia sangat mendambakan seorang anak sebagai penerus perjuangan dakwahnya. Namun ia menyadari bahwa dirinya punya keinginan tetapi keinginan Allah lah yang akan berjalan, disamping itu ia teringat firman Allah 'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui'

Akhirnya ia berusaha melupakan peristiwa itu, kata dokter yang menangani istrinya, bahwa seseorang yang keguguran dan di kuret maka tidak boleh punya Anak selama kurang lebih satu tahun, akhirnya sang istri KB, setelah menunggu kurang lebih satu tahun istri pun lepas KB, dan tidak begitu lama Alhamdulillah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, alangkah bahagianya berdua waktu itu, ia semakin hati - hati menjaga jabang bayi yang ada dalam perut istrinya, dengan minum pil penguat janin, naik motor pelan - pelan, istri nggak boleh terlalu capek dan lain - lain. setelah usia kehamilan sang istri menginjak bulan ketiga saya khawatir jangan - jangan kejadian pertama dulu terulang lagi, ternyata benar istrinya keguguran lagi, seketika itu ia sebagai seorang laki - laki menangis tanpa punya rasa malu sambil mengubur janin yang udah kelihatan bayi walaupun dalam ukuran kecil. akhirnya istri di kuret lagi, seperti pesan pertama dulu dokter menyatakan tidak boleh hamil kurang lebih satu tahun. ia pun terpukul, terus dirinya kapan punya anak...! atas saran seorang teman, katanya tidak usah menunggu satu tahun, empat bulan udah boleh hamil. akhirnya ia agak lega, dan setelah empat bulan istri pun lepas KB.

Pada bulan berikutnya Alhamdulillah istri dinyatakan positif hamil lagi, untuk kehamilan yang ketiga ini ia trauma jangan - jangan ntar kalo udah umur 3 bulan keguguran lagi, ternyata benar belum genap usia kandungan istrinya satu bulan, sang istri mengalami pendarahan, ia semakin stres. Akhirnya dari ketiga kejadian tersebut, ia semakin sadar kita ini tidak punya apa - apa, tidak punya kuasa apa - apa, saya pasrah, di tengah - tengah kepasrahan itu ia teringat salah satu hadist yang menyatakan bahwa shodaqoh bisa sebagai tolak bala' dan shodaqoh bisa memadamkan kemarahan Allah, akhirnya setelah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, sejak itu ia perbanyak shodaqoh di Rumah Amalia, di samping itu tak ketinggalan sholat tahajud ia lakukan tiap malam, berdo'a setiap saat ketika melakukan amal apa saja ( amal yang baik- baik ), ia berniat dalam hati semoga Allah memberikan keturunan. Segala Puji Bagi Allah, mengabulkan doa yang dipanjatkan, istrinya yang biasanya keguguran setiap menginjak bulan ketiga, akhirnya selamat sampai melahirkan bayi mungil yang cantik, cerdas, dan lincah. Begitu banyak manfaat shodaqoh, ia semakin yakin akan keberkahan shodaqoh bukan hanya mengijabah doanya namun juga memberikan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya serta keluarganya. Sampai saat ini shodaqoh ia tetap dilakukannya. Alhamdulillah, lahir lagi anak yang kedua seorang anak - anak laki - laki tanpa ada hambatan sedikit pun. Subhanallah..

Wassalam,

valentine

valentine sering disebut hari kasih sayang kebanyakan anak muda jaman sekarang seperti itu, tapi sebenarnya valentine tu apa?
valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.

Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.

Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
dalam realita sekarang ini dijadikan hari kasih sayang terus hari hari kita dengan perhatian dengan kepedulian itu bkn kasih sayang?
kasih sayng tak harus tgl 14 february tp ksh syg bisa didapat setiap hari, krna ksh syg tidak ditenyukan wktunya tp setiap saat detik bisa didapat,
tu hanya budaya yg bagi saya menyiayiakan saja,
yang terus dianut oleh orang2 yg tak berpengetahuan
jika anda tidak mau di katakan orang yg tidak berpengetahuan dan hnya ikut2 saja jangan berabggapan sesuatu yg tidak jelas cari dan telusuri sebuah kebenaran.
salam bahagia : irham

mengenal wong fei hung

The Real Wong Fei Hung


Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.

Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi yang hidup setelahnya. Amiin.

Kamis, 27 Januari 2011

Kematian Orang Beriman

Keyakinan orang beriman akan adanya kehidupan sesudah kematian menyebabkan dirinya selalu berada dalam mode standby menghadapi kematian. Ia memandang kematian sebagai suatu keniscayaan. Tidak seperti orang kafir yang selalu saja berusaha untuk menghindari kematian. Orang beriman sangat dipengaruhi oleh pesan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
“Banyak-banyaklah mengingat penghapus kenikmatan, yakni kematian.” (HR Tirmidzi 2229)


Sedangkan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: “Bila manusia meninggal dunia, maka pada saat itulah ia bangun dari tidurnya.” Subhanallah...! Berarti beliau ingin mengatakan bahwa manusia yang menemui ajalnya adalah manusia yang justru baru mulai menjalani kehidupan sebenarnya, sedangkan kita yang masih hidup di dunia ini justru masih ”belum bangun”. Sungguh, ucapan ini sangat sejalan dengan firman Allah ta’aala:

وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al-Ankabut 64)

Pantas bilamana Ali radhiyallahu ’anhu pula yang berkata: “Dunia pergi menjauh dan akhirat datang mendekat. Karena itu, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi budak-budak dunia. Sekarang waktunya beramal, dan tidak ada penghisaban. Sedangkan besok waktunya penghisaban, tidak ada amal.”

Bagaimanakah kematian orang beriman? Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ

“Orang beriman meninggal dengan kening penuh keringat.” (HR Ahmad 21886)

Penulis produktif Aidh Al-Qarni menulis: ”Saya menyeru setiap orang tua agar mengingat kematian. Sadar bahwa dirinya sudah mendekat maut serta tidak mungkin bisa lari darinya. Jadi, siapkan diri untuk menemui Allah. Karena itu, sudah sepantasnya ia menjauhi akhir kehidupan yang jelek dan memperbanyak amal kebaikan sehingga dapat berjumpa dengan Allah ta’aala dalam keadaan diridhai.”

Ambillah keteladanan dari kematian Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu. Ia ditikam oleh Abu Lu’luah saat sedang mengimami sholat subuh. Umarpun jatuh tersungkur bersimbah darah. Dalam keadaan seperti itu ia tidak ingat isteri, anak, harta, keluarga, sanak saudara atau kekuasaannya. Yang ia ingat hanyalah ”Laa ilaha illallah Muhammad rasulullah, hasbiyallah wa ni’mal wakil.” Setelah itu ia bertanya kepada sahabatnya: ”Siapakah yang telah menikamku?”
”Kau ditikam oleh Abu Lu’luah Al-Majusi.”
Umar radhiyallahu ’anhu lalu berkata: ”Segala puji bagi Allah ta’aala yang membuatku terbunuh di tangan orang yang tidak pernah bersujud kepada-Nya walau hanya sekali.” Umar-pun mati syahid.

Ketika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menghadapi sakaratul maut beliau mengambil secarik kain dan menaruhnya di wajah beliau karena parahnya kondisi yang beliau hadapi. Lalu beliau berdoa:

لا إله الا الله... لا إله الا الله... لا إله الا الله إن للموت لسكرات...
اللهم أعني على سكرات الموت... اللهم خفف علي سكرات الموت

“Laa ilaha illallah… Laa ilaha illallah… Laa ilaha illalla. Sungguh kematian itu sangat pedih. Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakratul maut. Ya Allah, ringankanlah sakratul maut itu buatku.” (HR Bukhary-Muslim)
Aisyah radhiyallahu ’anha menuturkan: “Demi Allah, beliau mencelupkan kain itu ke air lalu meletakkannya di atas wajah beliau seraya berdoa:

اللّهُمَّ أَعِنيِّ عَلىَ سَكَرَاتِ الْمَوتِ

”Ya Allah, bantulah aku menghadapi sakratul maut.”

Saudaraku, marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja. Kematian yang sungguh mengandung kepedihan bagi setiap manusia yang mengalaminya. Hingga kekasih Allah ta’aala saja, yakni Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam berdoa agar Allah ta’aala ringankan bagi dirinya sakaratul maut. Tidak ada seorangpun yang tidak bakal merasakan kepedihan sakratul maut.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran 185)


Marilah saudaraku, kita mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan segera bertaubat memohon ampunan dan rahmat Allah ta’aala sebelum terlambat. Sebab begitulah kematian orang kafir. Suatu bentuk kematian yang diwarnai penyesalan yang sungguh terlambat.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا
فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun 99-100)

Nafsu Dunia dan Kemuliaan Akhirat

Dua alam ciptaan Allah, alam dunia dan alam akhirat, mutlak berbeda dalam karakteristik dan esensi wujudnya. Walaupun begitu setiap manusia pasti memasuki dan bergumul di dalamnya.

Tak seorang pun dapat menghindar dari keberadaan di dalam alam dunia dan alam akhirat. Oleh karena kedua alam, baik secara realitas sejatinya ataupun karakteristiknya berbeda, setiap manusia diberikan potensi untuk dapat menyempurnakan eksistensi dirinya di dalam kedua alam tersebut sehingga dapat meraih puncak kesempurnaannya. Meskipun pada kenyataannya sebagian besar manusia justru mengalami kegagalan sebelum merealisasikan kesempurnaannya secara utuh..

Alam dunia, dengan segala watak dan karakteristiknya, adalah sebuah perjalanan sedangkan alam akhirat adalah persinggahan terakhir kita, kampung halaman, dan rumah kita yang abadi. Oleh karena itu meskipun kita dilahirkan di dunia, dan dunia menjadi tempat tinggal kita sekarang ini, namun realitas sejatinya, setidak-tidaknya secara spiritual, sedang berjalan jauh menuju tempat kembali hakiki kita, alam keabadian, alam akhirat. Di sanalah kita akan dihadapkan kepada berbagai peristiwa eskatologis yang belum pernah kita jumpai selama hayat kita.

Di tempat kembali itu masing-masing individu benar-benar akan merasakan sebagai makhluk moral yang harus mempertanggungjawabkan seluruh sepak terjang kita selama di dunia. Di sana pula akan terbukti jati diri kita yang sebenarnya, menjadi individu yang sejatinya terhormat mencapai kebaikan tertinggi atau bahkan menjadi hina dina terjerembab ke dalam lumpur keburukan.

Allah Swt telah menunjuki manusia jalan agar dapat mencapai tempatnya yang layak dalam penciptaan, di surga-Nya. Sebagai manusia bahkan kita diperintahkan agar menempuh jalan-Nya meskipun harus berjalan mendaki lagi sukar. Tidak sepatutnya di dunia yang fana ini menjadi tumpuan hidup.

Tidak sepatutnya pula kita bermegah-megah karena tunduk kepada pesonanya dan tidak menjadikannya sebagai medan perjuangan untuk menghimpun aset untuk kembali ke rumah asalnya. ”Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?” (QS, al-Balad [90]: 11).

Bukan harta yang akan menjadi aset kehidupan akhirat kita. Bisa jadi harta menjadi simbol kemuliaan dunia. Akan tetapi di balik simbol itu ada nilai tanggungjawab moral yang harus ditunaikan. Dalam satu riwayat dikatakan, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Kemuliaan umur dan waktu lebih bernilai dibandingkan dengan kemuliaan harta.”

Bahkan, harta bisa memperbudak orang yang mencintainya. Orang yang menjadikan kekayaan harta benda sebagai standar keagungan seseorang akan membenci kematian. Padahal kematian itu adalah pintu pertemuan dengan Allah Swt yang pasti akan diketuk oleh setiap manusia. Bahkan karena cintanya kepada harta ia tidak rela berpisah darinya.

Oleh sebab itu orang-orang berakal mencela dan merendahkan orang yang serakah dalam mengumpulkan harta. Sebaliknya mereka sepakat untuk mengagungkan orang yang bersikap zuhud terhadap harta, tidak mau menumpuk-numpuknya, dan tidak menjadikan dirinya sebagai budak harta. Meski demikian, harta selalu menjadi perburuan demi mendapatkan kemudahan, keberhasilan, kesuksesan, serta mencapai kemuliaan dalam hidup ini.

Di zaman sekarang ini, mengejar kekayaan dan meraih kekuasaan materi, seolah telah menjadi mindset dan orientasi hidup, sehingga seringkali untuk mendapatkannya orang tidak peduli lagi memikirkan cara yang benar atau tidak, layak atau tidak layak dengan status sosial dan kemanusiaannya.

Padahal Allah menjelaskan bahwa amal salih kitalah aset sejati bagi kehidupan di akhirat nanti. Amal shalih pula yang menjadi kendaraan perjalanan jauh kita menuju haribaan-Nya. Setiap perjalanan, lebih-lebih perjalanan jauh dan menentukan, memerlukan kendaraan dan bekal.

Oleh sebab hakikat hidup di dunia adalah sebuah perjalanan jauh menuju alam akhirat dan medan perjuangan meraih kebahagiaan sejati, maka kita harus mampu melintasi segala rintangan yang mungkin terhampar di tengah jalan. Rasulullah Saw mengingatkan, ”Jalan menuju surga itu dipenuhi dengan hal-hal yang tidak diisukai, sedangkan jalan menuju neraka dipenuhi dengan berbagai kenikmatan syahwati.” (HR, Muslim)

Rabu, 26 Januari 2011

mari dibaca,,,guratan pena lelaki itu... (yang selalu aku cinta...) di suatu masa dulu...


SESOREAN INI, SETELAH MENJAMAH KAMARKU YANG BERBAU APEK TAK PERNAH AKU TINGGALI, SECARIK KERTAS HITAM INI MENGGUGAH KEGUNDAHANKU. AKU TAK PERNAH INGAT LAGI DIMANA AKU MENYIMPANNYA. KERTAS INI MUNCUL BEGITU SAJA SEIRING DENGAN MENDESAKNYA KERINDUANKU. HM...BAU KERTAS INI PUN LAPUK, SEPERTI CERITA CINTAKU... LALU TAK TUNGGU LAMA AKU KEMBALI MEMBACA BAIT DEMI BAITNYA. AKU TERLEMPAR LAGI DI SEBUAH MASA DIMANA DIA MASIH SANGGUP MENGUNGKAPKAN PERASAAN HATINYA. DIMANA DIA MASIH JUJUR AKAN SEBUAH HATI YANG DISIMPAN RAPI DAN TAK PERNAH TERUNGKAP LAGI. SEJAUH INI AKU MASIH MENCARI PADANAN UNTUK DIRIKU YANG TAK LEKAS ADA KARENA AKU TAK MENGINGINKANNYA. DAN TERNYATA KERTAS INI LEBIH MEMBUAT AKU TERPURUK PADA KENANGAN SEJUK KETIKA ITU... AKU... HM... AKU MENYIMPAN DIRIMU, SAYANG... DENGAN RAPI DI DALAM MEMORI YANG TAK AKAN PERNAH PUDAR INI...

Tentang Kita Saat Ini, Minggu 7 Juni 2009 ...

Beberapa waktu ini telah banyak terlewati
Dengan banyak pertimbangan dan pengorbanannya
Karena dia...aku membuang jauh setiap penganggapan buruk
Tentang seorang wanita, yang dia ingin aku menyebutnya perempuan.

Sepatah kata demi kata
Setiap perilaku dan banyak perbuatan
Menguatkan yang dulu lemah
Mengadakan yang dulu lama tak ada
Mewujudkan yang tak pernah ada sebelumnya.

Sudah hampir 30 hari kurang sehari
Sejak aku dipertemukan dengannya
Telah nampak banyak hal
Yang aku dan dia...
Membutuhkan setiap daya dan upaya yang tidak sedikit
Memerlukan sekian banyak pengorbanan, pengertian, dan toleransi
Untuk kita menjalaninya.

Ada setitik demi setitik yang semakin tumbuh di dalam jiwa
Yang telah kosong sejak hampir 3 jangkuan waktu ini,
Karena lambat laun...
Aku semakin takut kehilangan...
Karena jalan-jalan yang mengkhawatirkan masih mengitarinya
Dengan keadaan rapuh di dalam jiwanya.

Semakin dia menjadi nafas dalam setiap hirupanku
Semakin dia telah menjadi darah di dalam setiap aliran darahku
Tanpa aku menyadarinya beberapa waktu hampir 30 hari sebelumnya.
Bersyukurnya aku...karena pengungkapan sehari dan semalam,
Tutur kata yang terlahir dari hatinya,
Mengungkapkan ketakberdayaan jangkauan akal fikiranku
Yang telah aku utarakan
Benar-benar pertanda betapa dalam hatinya untukku.

Entahlah...aku juga tak mengerti
Kenapa aku bertemu dengannya.

Kita nampak dibimbing dan diperhatikan
Begitu disayangi dan dikasihi...
Oleh SATU yang sumber dari segala sumber yang tak berasal
Dengan beberapa sesuatu dan perwatakan yang tak naif dan tak normal

R2K .. ;-)

AKU SELESAI MEMBACA DAN SEPERTI BIASA AKU MENANGIS. TERNYATA DULU SEKALI PERNAH SEPERTI ITU KEADAAN KITA, SAYANG. BEGITU SALUT DAN PENUH DENGAN RASA SAYANG YANG TIADA BERBATAS. KETAKUTAN KITA BERDUA UNTUK KEHILANGAN YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA. AKU TAK BERHARAP DIA AKAN MENGINGATNYA. TAPI MUNGKIN SAJA ADA DI SANA, DI SUDUT HATINYA, SEBUAH SENYUMKU YANG MENUNGGU TANGANNYA TERULUR KEMBALI DAN MEMBIMBINGKU DI JALAN LURUS, DI SHIRAAT...

SEKARANG TAK ADA LAGI SAYANG, TAK ADA LAGI DIA. HANYA BAYANG DAN SUARA. SUNGGUH AKU INGIN SEKALI MEMANDANG MATANYA YANG DALAM ITU DAN MENCARINYA YANG DULU. DAN MUNGKIN DIA AKAN BERKATA "INI BUKAN SEPERTI DULU"

TETAPI SESIA-SIA INI KAH AKU MENCINTAIMU? DENGAN SEDIKIT KEBODOHAN DAN RASA SAKIT. DENGAN SEDIKIT BENTAKAN DAN SUARA PANAS YANG MEMBAKAR SEMUA HAL YANG BAIK?

TIDAKKAH KITA SEMPURNA? DAN PERTANDA SEBELUM KITA MUNCUL APAKAH TIADALAH BERARTI? APAKAH DIA BENAR TELAH PERGI? DUH GUSTI...
KEMBALILAH DIRINYA, SEPERTI KETIKA MAYA ITU BERASA SEMANIS NYATA...

Rabu, 12 Januari 2011

MARI MENANAM tu judul dr sahabatku

Meski semua bibit dan benih yang dimiliki semuanya adalah keburukan. Tetaplah menanam kebaikan. Lepas rasa malu dan ragu untuk belajar dan meminta jika memang tak ada satupun bibit kebaikan di kantung hatimu. Jika memang harga dirimu tinggi, berhutanglah suatu kebaikan dan yakinlah bahwa suatu saat akan bisa membayarnya.

Mulailah menanam. Berapapun biji yang ada. Satu biji untuk membuahkan dua atau tiga kebaikan. Menanam dua kebaikan untuk membuahkan lebih banyak lagi bibit kebaikan. Dan terus lakukan itu. Jangan berharap untuk menuai kebaikan tapi lebih berharap untuk dapat menanam kembali bibit kebaikan.

Menanam kebaikan tak selalu hanya menuai kebaikan. Seperti menanam padi, selalu ada rumput yang ikut tumbuh disekitarnya. Dan hama pengganggu serta ancaman juga selalu ada dan terus menggerogoti padi.

Karena itu kebaikan pun tak hanya perlu ditanam tapi juga dipupuk dengan sikap, pembelajaran,peneladanan. Disiram dengan segala kebaikan, dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Ketika tak ada kebaikan yang dituai ketika sudah susah payah menanamnya, memupuknya, merawatnya, menyiramnya, dan menjaganya. Jangan berduka, menutup hati dengan segala ratapan, rutukan, hidup ini tak adil. Mencurahkan segala kemarahan. Menerbitkan badai dan topan untuk memporak-porandakan ladang kebaikan orang lain. Karena banyak hal yang tak dapat diduga juga datang secara tiba-tiba sebagai cobaan untuk mengingatkan untuk siapa saja kebaikan itu ditanam. Terutama untuk Sang Pencipta. Jangan pernah lupa untuk tetap menyiapkan stok bibit kebaikan sebagai cadangan ketika hati mulai kosong dengan niat kebaikan.

Kalau kebaikan yang ditanam membuahkan hasil yang banyak, jangan lupa untuk membagi-bagikannya kepada orang-orang yang berada di kanan kiri serta diberikan pada orang yang belum memilki bibit kebaikan agar dia ikut menanam kebaikan.

KISAH SAHABATKU

Cinta pertamaku tumbuh di sebuah SMP terkenal di Kota Bantul. Cinta yang aneh, bingung, malu-malu(in), dan romantis. Mau tahu kenapa? Itu karena aku punya cinta monyet. Yaelah, kalau punya uang, jajan di kantin aja, dong. Dia cewek yang menurutku paling manis kala itu. Sumpah, manis banget kayak kelinci. Kata orang, cantik kan relatif. Yah, namanya jatuh cinta, pasti pengennya deket-deket,dong. Tapi giliran ketemu grogi, terus lari sambil curi-curi pandangan. Ini cuma cinta doang, nih, nggak pake ngungkapin segala. Jadi, lulus es em pe pun cintanya pudar dan luntur. Tapi andinya tetep, gak luntur juga. Masih sama sampai sekarang. Iya, betul, mukanya masih sama, tetep pas-pasan juga. Tapi alhamdulillah lengkap semua fungsinya.

Ngomong-ngomong ada nggak sih, yang ngasih kado cewek idamannya pake boneka yang baru dibeli punya ponakannya trus dibungkus koran .Lalu cara ngasihnya dilempar sambil lari supaya kadonya nggak dibalikin. Kayaknya ada, deh. Kalau begitu aku doain, semoga yang pernah melakukan itu tambah cakep dan murah rejeki.amin.

Ganti episode, lain lagi ceritanya. apa yang kalian lakukan kalau cinta kalian tidak direstui? Bunuh diri? Minum Bayg*n? Waduh, serem, ya. apa nggak kasian tuh, sama orang tuanya. Udah susah-susah digedein, eh gara-gara nila setitik, Tumbang deh, jadi pupuk kompos. Haduh, yang kayak gitu, tuh, romantis atau tragis, ya? . Satu sisi itu pengorbanan yang besar, yang agung kayak di fim-film. Tapi di sisi yang lain, itu adalah kebodohan, karena waktu terus berjalan dan kita masih bakalan ketemu dengan banyak orang lagi. Harusnya kita bersyukur ketika ditolak. Paling nggak kita punya cinta. Jadikan itu pengalaman untuk koreksi, kenapa cinta kita ditolak?

Dan cinta nggak harus memiliki. agama manapun juga tidak membenarkan tindak bunuh diri. Itu adalah dosa dan sebuah kesalahan yang membuat kita harus kehilangan kesempatan besar untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya di dunia ini. Udah cintanya mengharu biru, seromantis dan sekeren Romeo Juliet. Dikenang orang (nggak tau sih, baik apa buruk. Tergantung amal perbuatan) Eh, di akhirat masuk neraka. Enggak, deh.

Itulah hal yang aku alamin di masa es em a. Berkali-kali ditolak. Ya ampyun, gosong deh eyke rasanya bo’. Bahkan bayangin aja, dari jarak radius 8km aku udah ditolak cewek. Iya, memang anda bener. Kan udah ada telepon. Mulai dari ditolak si cewek, orang tua, dan keluarganya. Sampai ke tetangganya juga. Pak RT, Pak RW, sie keamanan, pengurus kampung. Enggak, kalau ini sih rapat kampung, bukan tolak menolak.. apa nggak ancur tuh? Tapi aku enggak, pondasiku kuat pake beton. Jadi nangis, deh

Lulus sekolah, baru deh aku punya pacar untuk pertama kali. Seneng sih, rasanya. ada yang mau nerima kekurangan aku, gitu. Bisa ngrasain yang namanya pacaran. Tapi layaknya cinta jack dan Rose di film Titanic, cintaku juga tenggelam di antartika. Yaudah, buka lembaran baru, deh. Dari sini aku nyadar, masih banyak kekurangan dan kelemahanku sebagai cowok.

Sekarang aku udah gede, dan pola pikirku seharusnya juga udah dewasa. Pacaran juga udah nggak kayak abg lagi. “Asal Bokek Gagal”. Kan berangkat pacaran minta “sangu” dari orang tua. Semoga ini yang terakhir. aku ingin lebih bijak dalam memaknai cinta. Waktu pacaran abg, meski belum pernah aku alamin, tapi udah lewat. Sekarang waktunya sarapan. 5.35.

Maju terus menggenggam mimpi
Harap kubisa sepenuh hati
Raih dirinya cinta sejati
Yakinkan bisa agar terbukti
Jika semua hanyalah ilusi
Kan kucoba menghibur diri

Intinya dari tulisanku ini adalah, capek bener nulis tanpa huruf a. aku jadi salut sama orang alay. Telaten banget smsnya. Kok bisa,ya. Nggak percaya? Coba aja nulis sendiri sambil ganti huruf a pake angka 4. Dan percaya atau tidak, aku baru saja melakukannya. aku bersyukur ada replace yang bisa mengganti semuanya secara otomatis.

“Dia, dia,dia cinta yang ku tunggu, tunggu, tunggu”