Senin, 21 Februari 2011

Sholat Mengobati Kegelisahan Hati

Awalnya dari kegelisahan yang begitu dahsyat. Hidupnya terasa kosong meskipun bergelimang harta. Hatinya selalu gelisah dan tidak menikmati apapun yang selama ini dijalani dalam hidup ini. Sore itu di Rumah Amalia saya kedatangan tamu seorang bapak. Bapak itu bertutur. 'Allah telah memberikan rizki begitu banyak kepada saya, apakah yang saya lakukan dengan harta yang berlimpah? sudahkah saya bersyukur? sepertinya semakin berlimpahnya rizki malah membuat saya semakin jauh dari Sang Pencipta. Entah kenapa?'

Banyak hal membuat dirinya semakin gelisah dan ketakutan. Semakin menghentak-hentak hatinya yang paling dalam. Bermula dari rasa takut dan gelisah itu, beliau mencoba untuk mencari jawaban dalam dirinya sendiri. Lalu bertanya kesana-kemari. Tanpa rasa malu, dulu seringkali beliau selalu mencibir orang lain yang taat menjalankan ibadahnya sebagai orang yang 'sok suci' namun sekarang tidak segan bagi dirinya bertanya pada sesama rekan kerjanya untuk bertanya masalah-masalah kecil tentang agama. Lalu terjadi dialog panjang, rasa ingin tahunya semakin besar. Apa yang didapatkan dari penjelasan teman-temannya sekantor semakin membuatnya berpikir keras. Uraiannya yang sederhana tapi padat membuat dirinya semakin ingin mendalami spiritualitas.

Pada suatu hari dirinya sedang membersihkan rumahnya, disaat sedang membersihkan rumah menemukan sebuah buku yang ternyata al-Quran dan ada terjemahannya. Sepintas dibukanya buku itu dan dibacalah isinya. Surat Ar-Rahman yang artinya, 'Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?' Ayat ini membuat hatinya bergetar. Rasanya ada yang menohok hatinya, terasa perih tak tertahankan. 'Ya Allah, Ya Rabb..' ucapnya lirih. Air matanya menetes mengalir. Ayat ini begitu luar biasa maknanya. Tubuhnya bergetar. Seolah Allah Subhanahu Wa Ta'ala sedang menegur dirinya dengan membaca ayat itu.

Pengalaman itu membuat hatinya bertekad untuk belajar sholat dengan baik dan benar. Secara diam-diam beliau membeli buku tuntunan sholat. Dipelajari buku itu dan sekaligus dipraktekkan dalam kamar di setiap malam. hal itu dijalaninya hampir satu tahun. 'Saya mulai bisa merasakan sholat membawa pengaruh dalam menentramkan hati saya..Mas Agus..' tuturnya. Kegelisahan terasa diobati dengan menjalankan ibadah sholat yang dilaksanakannya secara diam-diam. Akhirnya tanpa disengaja anak-anak dan istrinya memperhatikan perubahan perilaku beliau sebagai kepala rumah tangga. Lebih sabar dan lebih sayang kepada keluarga. 'Anak-anak dan istri saya sampai menangis mendengar cerita saya tentang bagaimana saya menjalankan sholat secara diam-diam selama setahun lalu. Mereka tidak menyangka saya akan berubah,' lanjut beliau. Sejak beliau menjalankan ibadah sholat lima waktu dengan tertib hanya telah menjadi tentram dan keluarganya menjadi bahagia. 'Saya menyakini dengan sepenuh hati, sesungguhnya sholat adalah obat hati yang sedang gelisah.' Ucap beliau dipenghujung pertemuannya dengan kami. Subhanallah..

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra'ad: 28).

Keberkahan Ditengah Badai Kehidupan

Air matanya mengalir begitu saja, tangis dan isak tak kuasa dibendungnya. Keputusannya adalah pilihan hidup. Hatinya terasa perih tapi semua membuat dirinya menjadi tegar. Kehidupan bagai drama yang penuh konflik dan intrik. Ada perang batin dihatinya. Keteguhannya untuk menjadi orang yang baik diterpa gelombang samudra kehidupan tiada habisnya, kemudian harus ada pula cerita perkawinannya yang kandas ditengah batu karang. Semua itu tetap dijalaninya dengan tegar. 'Keteguhan saya dalam menerima semua cobaan ini semata-mata karena dalam hati saya telah ngendap iman.' begitu tuturnya pada saya malam itu di Rumah Amalia. Anak-anak bersenandung shalawat pada Nabi, shalawat itu menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan. Sebuah oase dalam gurun yang tandus dan gersang ditengah kehidupan metropolitan yang tiada habis mengejar nafsu duniawi. Berlimpah dalam materi namun kering kerontang dalam spiritualitas. Ditengah ramai dan maraknya namun merasa sepi dan sunyi dalam kesendirian. Shalawat itu bagai hujan rintik-rintik setelah musim kemarau yang berkepanjangan. Suaranya lembut, merdu, menyentuh hati yang paling dalam.

Shalawat membuat hati sang ibu yang malam itu datang ke Rumah Amalia menangis. Dari kecil, dirinya sudah berlagak seperti artis, menyanyi, bermain sinetron bahkan ketika beranjak dewasa sampai harus pergi ke Jakarta untuk menjadi audisi poto model. Awalnya orang tuanya melarang namun tekad keras mampu melunakkan hati orang tuanya. Bukan kesuksesan yang didapat, dirinya malah terjerumus didunia malam. Kesadarannya menyentak. Tatkala pada suatu malam dirinya mendengarkan suara adzan. Suara itu mengingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar. Banyak diantara teman-temannya melecehkan dan mengatakan 'sok alim,' 'sok suci,' bahkan sampai diancam dan teror dari orang-orang yang tida suka atas keputusannya.

Ditengah kegalauan hidupnya menentramkan hatinya, Sang Khaliq mempertemukan dirinya dengan seorang laki-laki yang membimbingnya. kehidupan rumah tangganya terasa begitu indah dan damai. orang tuanya sampai menangis tersedu melihat perubahan dalam diri putrinya. Ayahnya yang bijak selalu mengingatkan bahwa hidup adalah 'senandung hati yang tidak pernah menentu.' karena mengikuti irama hati yang senantiasa berubah. Hanya berserah diri kepada Allohlah yang akan menyelamatkan dirinya. 'Ketika saya benar-benar berserah diri kepada Allah untuk berjalan yang lurus, saya mendapatkan kekuatan batin yang luar biasa Mas Agus Syafii. Badai gelombang kehidupan datang silih berganti. jika bukan karena iman, hidup saya sudah terpuruk.' tuturnya. 'Cobaan yang paling dahsyat adalah disaat saya harus menerima kenyataan perkawinan saya harus berakhir,' lanjutnya. Sementara dua anak yang kami sayangi telah terlahir didunia. kehidupan keluarga kami yang begitu indah kemudian mesti berpisah, 'bagi saya itu cobaan teramat berat.' katanya dalam isak dan tangis. Malam itu setelah sang ibu mengambil air wudlu, kami bersama-sama anak-anak Amalia berdoa untuk ketabahan hati beliau agar dikuatkan imannya agar ikhlas menerima 'garis kehidupan' yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Sampai pada suatu hari beliau bertemu jodohnya kembali, mendapatkan suami yang bisa menerima apa adanya dan bisa menjadi imam yang baik bagi dirinya bersama kedua anaknya. Rasa syukur dipanjatkan kepada Allah diucapkan berkali-kali. 'Terima kasih ya mas agus sudah menguatkan hati saya..'katanya. Senandung hati telah berubah dalam kegembiraan, menebarkan cinta dan kasih sayang untuk anak-anak yang disayanginya. Keberkahan terasa pada dirinya memancar pada setiap langkah membawa kebaikan dan ketenteraman bagi orang-orang disekelilingnya. Subhannallah..

Hati Yang Tersakiti

Pernah di Rumah Amalia ada Ibu muda mengeluhkan perkawinannya yang terbilang muda sedang dihadapkan masalah. Semasa gadisnya adalah orang yang mendiam, merasa memiliki banyak kekurangan, berasal dari keluarga 'broken home.' Sampai kemudian mengenal seorang pemuda yang mampu membuatnya menjadi periang sampai kemudian menikah. Di awal perkawinan terasa indah, dengan dihiasi canda & tawa bersama-sama. Namun semua itu perlahan menjadi berubah, ditengah kesibukan masing2 bekerja, jarang ada percakapan, apalagi sampai bercanda. Bukan karena cinta telah hilang tetapi lebih karena berhati-hati agar tidak melukai perasaan suami.

Terkadang suami melontarkan kata-kata kasar. Sampai istrinya takut salah ngomong atau menyinggung perasaan pasangan hidupnya. Pernah dulu sewaktu belum menikah, Ibu mertuanya mengingatkan agar bersabar karena suaminya adalah orang yang temperamental karena itu istri lebih memilih diam daripada berlarut2 dalam pertengkaran. Sang istri mengerti maksud suami mengingatkan atau menasehati tetapi seringkali istri tersakiti hatinya oleh ucapan suami yang kasar. Disaat seperti itulah istri merasa bersalah & berdosa karena telah membuat marah suami. Tak bisa memberikan support, tak bisa menjadi yang terbaik sebagai pendamping hidup bagi suaminya. Ditengah kebingungan, terlontar pertanyaan, apa yang harus saya lakukan Mas Agus? Kenapa terasa berat saya menjalani hidup ini?'

Saya kemudian menjelaskan kepadanya, umumnya didalam perkawinan muda banyak hal yang harus disesuaikan, ketidaknyamanan karena hambatan komunikasi antara suami istri seringkali terjadi karena perbedaan karakter. Perbedaan karakter dapat menjadi indah bila kita mampu mengolah, memadukan, meski tak jarang juga dapat membuat sakit hati yang tiada terobati. Perkawinan memang penuh kejutan. Inilah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya terutama bagi mereka yang tidak pernah mempersiapkan diri atau salah persepsi tentang makna perkawinan. Persiapan mental & pisik adalah hal yang mutlak sebelum seseorang masuk dalam gerbang perkawinan. kekokohan dalam agama juga menentukan seberapa sanggup menghadapi ujian yang diberikan oleh Allah.

Kebanyakan orang ketika sedang menghadapi permasalahn dalam rumah tangga mudah sekali untuk mengucapkan kata 'pisah,' meninggalkan pasangannya atau bercerai. Tentu saja hal itu bukan sebuah penyelesaian. Perkawinan yang begitu indah dengan mudah sekejap runtuh. Hanya terkadang masalah2 yang sederhana. Mendorong untuk memulihkan kembali hubungan & mempersatukan kembali keluarga yang retak harus tetap diupayakan. Tidak ada suami yang sempurna, tidak ada istri yang sempurna karena setiap pasangan hidup kita bisa melakukan kesalahan tanpa disadarinya, tugas kitalah yang meluaskan hati, memaklumi & memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanya akan kokoh bila dilandasi bahwa setiap masalah kita bersandar kepada Allah, Sang Pemilik kehidupan. Itulah sebabnya penting untuk kita setiap masalah apapun sebagai wujud kasih sayang Allah.

Kebahagiaan di dalam keluarga, pasangan suami istri bisa mengarungi bahtera kehidupan dalam menghadapi badai & gelombang kehidupan hanya dengan menyandarkan diri kepada Allah. Komunikasi, saling menyesuaikan diri dengan pasangan, pengorbanan, ingin selalu memberi, memaklumi & memaafkan hanya akan hadir bila di dalam hati kita ada keimanan pada Allah maka Allah melimpahkan keindahan dalam keluarga kita. 'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuarngan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang2 yang sabar, yaitu orang2 yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, 'Inna lillahii wa innaa ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah & rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang2 yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kamis, 17 Februari 2011

Hati Yang Resah

Pernah ada seorang suami ditengah pernikahannya yang ke sepuluh tahun rumah tangganya membuat hatinya resah. Dalam penuturannya di Rumah Amalia keluarganya dibangun dengan penuh kasih sayang dengan memiliki tiga anak. Dirinya dan sang istri sama-sama bekerja, dengan menempati posisi yang lumayan dalam pekerjaan. di awal tahun pernikahan hampir tidak menemui kesulitan yang berarti, bisa dikatakan cukup harmonis dalam pernikahannya. Anak-anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Selama ini walaupun sama-sama sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga bisa diselesaikan bersama. Tetapi akhir-akhir ini, dirinya merasakan istrinya seperti sulit diajak komunikasi. Entah mengapa yang dirasakannya semakin jauh. Jauh dalam pengertian hati mereka seperti sudah tidak menyatu lagi. Padahal sebelumnya mereka seperti selalu tahu isi hati masing-masing.

Dirinya tidak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi, istrinyapun juga merasa demikian karena pernah mengatakan, 'sebenarnya ada apa ya dengan kita? Kok kita nggak bisa lagi ngobrol enak kayak dulu?' pernah dia mengajak istrinya ngomongin masalah ini tapi malah bertengkar, seolah tidak mengerti mengajak istri bagaimana memperbaiki komunikasi yang sekarang sedang renggang. Hal-hal kecilpun sekarang telah membuatnya bertengkar. 'Mas Agus Syafii, bagaimana saya harus menyikapinya? Apa yang harus saya perbuat?' Sore itu di Rumah Amalia. anak-anak terlihat sedang asyik membaca buku. Sementara yang lainnya sedang asyik melantunkan ayat suci al-Quran. Kemudian saya menjelaskan kepadanya bahwa keutuhan rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Perkawinan adalah bersatunya dua hati yang memiliki karakter yang berbeda. Belum lagi jika pasangan suami istri sama-sama berkarier sehingga waktu berkomunikasi dan berduaan menjadi sangat terbatas, yang terkadang memicu timbulnya masalah. Bisa jadi sama-sama sukses di karier, berpenghasilan tinggi, memiliki kedudukan penting di kantor namun nyaris tiada hari tanpa keributan.

Seringkali masalah sepele memicu pertengkaran. Setiap pertengkaran tentunya ada hikmah yang bisa diambil. pertengkaran dapat menimbulkan keakraban karena bisa lebih mengenal pasangan. Segera setelah pertengkaran anda harus membukakan pintu supaya anda dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui apa yang dirasakan & dibutuhkan pasangan. Daripada diam, sampaikan dengan penuh kasih sayang, 'Senang juga bertengkar karena akan membuat kita berdua mengetahui lebih banyak satu sama lain dan lebih mengasihi satu dengan yang lain.' Sabar dan sholat sebagai sebuah solusi untuk menghadapi pertengkaran di dalam rumah tangga. Pertengkaran justru malah meningkatkan kualitas di dalam rumah tangga sekaligus meningkatkan kualitas pribadi untuk bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Setiap masalah didalam kehidupan adalah bentuk ujian dan cobaan yang datangnnya dari Allah, selain dengan berusaha sekaligus lebih mendekatkan diri kepada Allah membuat kehidupan keluarga menjadi terasa indah. 'Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar & sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,

Secercah Kebahagiaan

M. Agus Syafii

Di dalam kehidupan terkadang banyak hal yang tidak pernah kita duga. Di Rumah Amalia pernah ada seorang Ibu yang sengaja datang untuk berbagi kebahagiaan bersama anak2 Amalia. Secercah kebahagiaan itulah yang mampu mengobati rasa duka dan terkejut karena kehilangan secara tiba-tiba seseorang yang dikasihi, meskipun sudah dapat diperkirakan bahwa hal itu akan terjadi karena sakit yang diderita oleh suami. Membuatnya lupa diri dan larut dalam kedukaan yang amat parah. Penyangkalan akan kenyataan yang terjadi, penolakan dan rasa marah kepada keadaan dirinya, kepada orang lain bahkan kepada Allah karena merasa diperlakukan tidak adil, membuatnya semakin stres & terpuruk. Secara pisik & emosional sudah tidak terkontrol lagi dan ia tidak peduli dengan dirinya, dengan anak-anaknya, dengan kehidupan sekitarnya. Suatu keberuntungan bahwa secara ekonomi ia dan anak-anaknya tidak mengalami kesulitan karena suaminya almarhum telah menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Namun kenangan akan almarhum suaminya membuat dirinya semakin sedih dan menderita. Predikat 'Single Parent' yang ditakutinya kini menjadi kenyataan. Untuk jangka waktu yang lama ia terbuai dalam kegelisahan, kesepian dan kesendirian, ingin mati dan pernah terpikir untuk bunuh diri dengan menelan obat-obat penenang.

Saya kemudian membantu beliau dengan memberikan terapi syukur. Dalam proses, akhirnya beliau menyadari jika suami yang telah tiada begitu sangat berharga maka yang ada juga sama bahkan lebih berharga, sampai kemudian beliau lebih menyayangi dan penuh perhatian kepada anak-anaknya yang masih ada. Begitulah, dari ketiadaan, kita bisa mengetahui betapa berharganya sesuatu yang ada setelah tiada. Pada saat bersamaan beliau jatuh sakit. Dalam keadaan terbaring di Rumah Sakit mengenal banyak orang yang mengalami hal yang sama, kehilangan orang-orang yang dicintainya entah kematian atau perceraian.

Ternyata mereka mengalami hal yang sama, bahkan ada diantara mereka yang menanggung beban yang lebih berat daripada dirinya. Mereka yang selama ini dianggap kurang pantas menjadi sahabat karena predikat 'Single Parent' yang dikhawatirkan mengancam rumah tangganya justru menjadi jalan kembalinya mengenal kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. beliau menemukan kembali dirinya sendiri dan bisa mengatasi rasa duka kehilangan orang yang dicintainya. Beliau menyadari bahwa anugerah hidup yang diberikan oleh Allah harus dipergunakan untuk menjalankan tugas panggilannya sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya dan juga bagi sesama melalui kegiatan sosial di Rumah Amalia. Kenangan manis akan orang yang dicintainya tetap disimpannya, rasa duka, sepi dan sendiri perlahan mencair dan beliau memperoleh secercah kebahagiaan yang telah lama menghilang.

Wassalam,

Teladan Kehidupan

Di dalam kehidupan sehari-hari seringkali tanpa kita sadari apa yang kita lakukan dipengaruhi oleh orang lain. Perilaku yang kuat, memiliki nilai positif senantiasa membekas ke lubuk hati kita. Seperti halnya seorang anak yang menyukai kebiasaan baik dari apa yang disukai oleh sang ayah. Ada seorang dokter tertarik dengan pekerjaannya karena ingin mengikuti jejak ayahnya. Ia tergugah melihat dedikasi ayahnya dalam melayani pasien. 'Menolong orang yang sakit di malam hari, orang yang tadinya sudah putus asa, tidak ada harapan menjadi bangkit dan bersemangat dalam hidupnya,' kenangnya disaat menceritakan awalnya ketertarikan di dunia kedokteran. Disaat ini ia telah menjadi dokter spesialis yang banyak dicari orang, pasiennya berdatangan dari berbagai kota.

Teladan kehidupan, disadari atau tidak, memang memiliki dampak yang begitu kuat dalam kehidupan kita, kekuatannya lebih dari proses belajar dan pengajaran. Teladan adalah faktor utama keberhasilan dalam pembentukan pribadi seseorang. Imam Syafii menyebutkan, 'Tidak ada yang lebih berpengaruh & lebih menentukan dalam kehidupan seorang anak daripada kekuatan mental sebuah teladan yang memberikan kenyamanan dan penuh pengertian.'

Disaat ini tentu saja anda teringat orang yang menginspirasi anda sehingga anda memilih karier seperti sekarang. Mungkin juga orang yang teladannya sangat berpengaruh dalam hidup anda. Bersyukurlah kepada Allah atas karuniaNya atas keberadaan orang tersebut yang telah memberikan teladan yang membuat hidup kita menjadi lebih baik. lantas bagaimana dengan kehidupan anda, sudahkah menjadi sumber inspirasi bagi orang lain?'

Wassalam,
M. Agus Syafii

Harapan Ditengah Himpitan

Ditengah krisis mengantam perusahaannya tanpa sanggup ditolaknya, rumah yang dihuni oleh keluarganya akan disita oleh bank. Yang tinggal hanyalah air mata kesedihan anak dan istrinya, Dirinya mencoba tabah menukar kesedihan dengan harapan. 'Harapan satu-satunya saat itu bagi saya adalah dengan berdoa, memohon pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan sholat lima waktu dengan kekhusyukan sampai saya meneteskan air mata memohon keajaiban kepada Allah untuk memberikan solusi bagi kami.' ucapnya, malam itu dirinya berniat untuk bershodaqoh di Rumah Amalia. Dalam doanya memohon agar shodaqohnya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Keesokan pagi harinya semua keluarga diliputi dengan suasana tangis diteras rumah, menunggu detik-detik penyitaan. Datanglah orang, dulu bawahannya mengajak untuk tinggal di rumahnya. 'Alhamdulillah, saya menjerit dalam hati tak tertahankan karena hanya Allahlah yang mendengar doa saya,' ucapnya dengan suara lirih. Memulai lagi usaha baru bersama istrinya membuka warung sembako adalah kebahagiaannya tersendiri. Mengucap puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tiada henti beliau panjatkan. 'Alhamdulillah, Allah berkenan memberikan saya ujian sekaligus rahmatNya, ' tutur beliau.

Kini dirinya dan keluarganya terasa lebih tenteram dan tenang. Sekalipun kehidupan tidak semewah dulu. Segala sepak terjangnya seolah diawasi oleh Allah, meski kerja keras adalah kebiasaannya, sikapnya lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk menghindari berhutang dan menunaikan sholat lima waktu dan bershodaqoh tak lagi ditinggalkannya. Kondisi kain hari kian membaik bahkan sudah memiliki rumah sendiri & warung sembako bertambah maju. 'saya menyisihkan rizki untuk anak-anak Amalia, rasanya rizki saya kian berlimpah.' tuturnya malam itu di Rumah Amalia. 'Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.'(QS Ath-Thalaq 2-3).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kepahitan Hidup Itu Telah Menyadarkannya

M. Agus Syafii


Kenapa ini harus terjadi? Kenapa harus aku yang mengalaminya? Begitulah pertanyaan yang terlontar seorang laki paruh baya, ia tidak pernah tahu penyebabnya bagaimana peristiwa itu terjadi, ia juga tidak bisa menentukan apa yang terjadi, walau ia berusaha semaksimal mungkin sesuatu terjadi diluar kemampuan dirinya. Sore itu ia bertutur pada saya di Rumah Amalia, dirinya mengalami kecelakaan fatal yang nyaris merenggut nyawanya, walau selamat, ia mengalami guncangan yang teramat berat, jiwanya yang kuat terkadang tidak mampu menanggung beban sebesar itu. Setiap kali sendiri, selalu saja muncul kegelisahan hatinya, apakah yang dilakukan di dalam hidupnya selama ini sudah benar? Teringat masa muda yang bergelimang dosa, jauh dari Allah. Anak dan istrinya menderita karena tidak terurus dengan alasan sibuk kerja.

Air matanya mengalir, terucap lirih, 'Ya Allah ampunilah hambaMu ini' Ia masih teringat ketika mengendarai mobilnya, ia sudah berhati-hati, ia membawa mobilnya dengan baik, tetapi entah kenapa masih saja ia mengalami kecelakaan? Ia sudah mengantisipasi semua hal, tetap juga kena musibah. Peristiwa yang dirasakan membuat ia tenggelam dalam kesedihan, tidak mengerti kenapa semua itu terjadi pada dirinya. Adakah yang bisa menjawabnya, Ribuan pertanyaan, dirinya tidak pernah menemukan jawabannya. Mengapa musibah ini membuat hidupku menderita? Hanya Allahlah mengetahui jawabannya, kita hanyalah aktor yang telah ditetapkan oleh Allah untuk mengikuti skenarionya. Allah telah menyiapkan alur cerita, ada bagian cerita yang indah, ada cerita yang penuh isak dan tangis.

Beberapa hari kemudian setelah pulang dari Rumah Sakit, Istri & anaknya telah meninggalkan rumah. Air matanya yang mengalir setiap malam tidak membuat anak dan istrinya kembali. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya membuatnya lebih mendekatkan diri kepada Allah & bisa lebih bersabar dalam menjalani hidup. Sholat fardhu senantiasa dikerjakan tepat waktu. Kepahitan hidup telah membuatnya tersadar akan cinta & kasih sayang anak & istrinya, ia telah menyesali apa yang telah dilakukannya, memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang pernah dilakukannya.

'Hai orang2 yang beriman, mintalah pertolongan (kpd Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,

Selasa, 15 Februari 2011

perasaan seorang suami

ada sebuah kisah seorang Ibu bertutur tentang ketulusan hati suaminya. kebanyakan yang dibahas ketulusan atau perasaan seorang istri di lain hati perlu juga melihat hati seorang suami, Kehidupannya selama ini dikatakan mengalir dengan mudah. Dirinya bekerja diperusahaan swasta nasional yang bonafit dengan posisi jabatan yang cukup lumayan karena posisi inilah ia sering melakukan perjalanan keluar kota. Dalam setiap bulan bisa dua atau tiga kali penerbangan dan setiap bepergian bisa tiga hari. Praktis suami dan anak ditinggalkannya sehingga bagi suami dan anaknya tidak pernah mempermasalahkan aktifitas kerjanya. Selama lima tahun perkawinan, ia hampir tidak pernah melayani suami dengan menyediakan air putih atau teh hangat, mempersiapkan baju kerja suami namun suaminya tidak pernah memprotes, dia terbiasa menyiapkan semuanya sendiri. Kesabaran & pengertian suami inilah yang malah membuat ia semakin seenaknya. Setiap minggu senantiasa menunjukkan agenda kegiatannya yang padat dan meminta suami mengurus segala keperluan rumah tangga, pernah ia ditegur oleh suami, 'Mama kalo nyuruh ama ayah kok kayak nyuruh ama bawahan ya?'

Terkadang teguran suami dianggap sebagai usaha menghalangi kariernya. Sampai ia pernah mengatakan. 'Saya sudah terbiasa mandiri, tidak ada suami, saya juga bisa hidup sendiri.' Mendengar apa yang diucapkan istri, suaminya malah meminta maaf bila kata-kata yang diucapkannya salah. begitulah suaminya dipenuhi dengan kesabaran & pengertian. Kemudian pada suatu hari ibu itu mengalami musibah terjatuh ketika berada di kantor disaat sedang berlari, sampai tulangnya patah. Sampai dirinya segera dibawa ke Rumah Sakit. Kondisis membuatnya tidak bisa bergerak, hanya terbaring lemah. Kakinya terasa sakit yang sangat luar biasa bila digunakan untuk menggeser sedikit aja. Disaat kondisi seperti inilah ia mendapatkan tamparan atas kesombongannya selama ini. Suaminya dengan penuh kesabaran membantunya, terutama ketika BAB ditempat tidur. Sehari di rumah ia masih sombong an selalu mengeluh namun suami tidak berkata apapun. Dengan sabar sang suami memandikan, memijat punggung dan membesarkan hati istrinya.

Air mata sang ibu mengalir, saya mendengarkannya. Sementara suami duduk disampingnya dan memangku sang buah hati. Terlihat rintik hujan membasahi jalanan. DI Rumah Amalia terlihat anak-anak sedang berlarian. Ibu melanjutkan kisahnya, Pernah suatu ketika ia begitu sangat ingin buang air besar, ia memaksa pergi ke kamar mandi, suaminya melarang, malah membuatnya marah dan mengatakan bahwa suaminya tidak perlu membantu. Dengan angkuh ia merangkak ke kamar mandi dengan menahan rasa sakit berderai air mata, tiba-tba sebuah tangan merengkuh & memeluknya. Ia terkejut melihat suaminya meneteskan air mata. 'Ma, saya tidak akan pernah keberatan membantu mama sekalipun mama sudah tidak berdaya & maut menjemput sekalipun, ayah hanya berharap mama lebih sabar & ikhlas. Aku mohon ma, bersyukurlah karena hanya lutut yang cidera.' Suaminya kemudian menggendongnya ke tempat tidur, mengambil pispot dan membantu BAB tanpa jijik. Sang istri menangis dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, Engkau berikan suami yang sabar & penuh pengertian serta anak yang lucu.'

Disaat itulah ia menangis dibahu suaminya. 'Yah, maafkan mama ya..Bantu mama menjadi istri & ibu yang baik.' Sejak peristiwa itu telah membuat mata beliau terbuka betapa hati seorang suami betapa hangat penuh kasih sayang dan ikhlas. Anaknya yang masih kecil juga sudah mengerti apa yang sedang terjadi. Segera memeluk dan menciumi pipi mamanya. Ujian & cobaan yang telah dilalui menyadarkan betapa Allah Maha Besar telah menganugerahkan kebahagiaan untuk dirinya, suami dan sang buah hatinya. Tiada henti sang ibu memanjatkan puji syukur kehadirat Allah karena telah diberikan suami yang penuh pengertian & anaknya yang manis serta lucu.

sang buah hati yang dinanti

oleh : M. Agus Syafii
 Sore itu saya kedatangan pasangan suami istri bersama dua anaknya. Suaminya bertutur, Pada saat 2 bulan usia perkawinannya, Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan anugerah dengan hamil istrinya, waktu itu dirinya dan istri sangat senang sekali, tetapi ketika usia kehamilan istrinya genap 3 bulan, Allah mentaqdirkan lain istrinya keguguran, perasaan dirinya waktu itu sangat terpukul sekali, yang mana waktu itu ia sangat mendambakan seorang anak sebagai penerus perjuangan dakwahnya. Namun ia menyadari bahwa dirinya punya keinginan tetapi keinginan Allah lah yang akan berjalan, disamping itu ia teringat firman Allah 'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui'

Akhirnya ia berusaha melupakan peristiwa itu, kata dokter yang menangani istrinya, bahwa seseorang yang keguguran dan di kuret maka tidak boleh punya Anak selama kurang lebih satu tahun, akhirnya sang istri KB, setelah menunggu kurang lebih satu tahun istri pun lepas KB, dan tidak begitu lama Alhamdulillah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, alangkah bahagianya berdua waktu itu, ia semakin hati - hati menjaga jabang bayi yang ada dalam perut istrinya, dengan minum pil penguat janin, naik motor pelan - pelan, istri nggak boleh terlalu capek dan lain - lain. setelah usia kehamilan sang istri menginjak bulan ketiga saya khawatir jangan - jangan kejadian pertama dulu terulang lagi, ternyata benar istrinya keguguran lagi, seketika itu ia sebagai seorang laki - laki menangis tanpa punya rasa malu sambil mengubur janin yang udah kelihatan bayi walaupun dalam ukuran kecil. akhirnya istri di kuret lagi, seperti pesan pertama dulu dokter menyatakan tidak boleh hamil kurang lebih satu tahun. ia pun terpukul, terus dirinya kapan punya anak...! atas saran seorang teman, katanya tidak usah menunggu satu tahun, empat bulan udah boleh hamil. akhirnya ia agak lega, dan setelah empat bulan istri pun lepas KB.

Pada bulan berikutnya Alhamdulillah istri dinyatakan positif hamil lagi, untuk kehamilan yang ketiga ini ia trauma jangan - jangan ntar kalo udah umur 3 bulan keguguran lagi, ternyata benar belum genap usia kandungan istrinya satu bulan, sang istri mengalami pendarahan, ia semakin stres. Akhirnya dari ketiga kejadian tersebut, ia semakin sadar kita ini tidak punya apa - apa, tidak punya kuasa apa - apa, saya pasrah, di tengah - tengah kepasrahan itu ia teringat salah satu hadist yang menyatakan bahwa shodaqoh bisa sebagai tolak bala' dan shodaqoh bisa memadamkan kemarahan Allah, akhirnya setelah istrinya dinyatakan positif hamil lagi, sejak itu ia perbanyak shodaqoh di Rumah Amalia, di samping itu tak ketinggalan sholat tahajud ia lakukan tiap malam, berdo'a setiap saat ketika melakukan amal apa saja ( amal yang baik- baik ), ia berniat dalam hati semoga Allah memberikan keturunan. Segala Puji Bagi Allah, mengabulkan doa yang dipanjatkan, istrinya yang biasanya keguguran setiap menginjak bulan ketiga, akhirnya selamat sampai melahirkan bayi mungil yang cantik, cerdas, dan lincah. Begitu banyak manfaat shodaqoh, ia semakin yakin akan keberkahan shodaqoh bukan hanya mengijabah doanya namun juga memberikan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan bagi dirinya serta keluarganya. Sampai saat ini shodaqoh ia tetap dilakukannya. Alhamdulillah, lahir lagi anak yang kedua seorang anak - anak laki - laki tanpa ada hambatan sedikit pun. Subhanallah..

Wassalam,

valentine

valentine sering disebut hari kasih sayang kebanyakan anak muda jaman sekarang seperti itu, tapi sebenarnya valentine tu apa?
valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.

Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.

St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan. Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.

Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.

Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
dalam realita sekarang ini dijadikan hari kasih sayang terus hari hari kita dengan perhatian dengan kepedulian itu bkn kasih sayang?
kasih sayng tak harus tgl 14 february tp ksh syg bisa didapat setiap hari, krna ksh syg tidak ditenyukan wktunya tp setiap saat detik bisa didapat,
tu hanya budaya yg bagi saya menyiayiakan saja,
yang terus dianut oleh orang2 yg tak berpengetahuan
jika anda tidak mau di katakan orang yg tidak berpengetahuan dan hnya ikut2 saja jangan berabggapan sesuatu yg tidak jelas cari dan telusuri sebuah kebenaran.
salam bahagia : irham

mengenal wong fei hung

The Real Wong Fei Hung


Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.

Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi yang hidup setelahnya. Amiin.